Tiongkok Kurangi Permintaan, Pengusaha Batu Bara Terpukul

Image title
13 Desember 2018, 07:16
Tambang Batu Bara
Donang Wahyu|KATADATA

Melemahnya pertumbuhan ekonomi Tiongkok ke bawah tujuh persen berbuntut pada penurunan  permintaan sejumlah komoditas, termasuk batu bara. Imbasnya, Negeri Tembok Raksasa itu pun mengurangi impor emas hitam ini, termasuk dari Indonesia.

Para pengusaha batu bara Tanah Air pun mulai kelimpungan akibat kebijakan tersebut. Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia mengatakan situasi lebih berat dialami untuk produksi batu bara berkalori rendah, yaitu di bawah 4.200. “Antisipasinya kami belum tahu,” kata Hendra, di Jakarta, Rabu (12/12).

Menurut Hendra, pembatasan impor tersebut telah mengacaukan pemetaan pasar ekspor bagi industri batu bara di Indonesia. Selama ini, Tiongkok merupakan pasar ekspor terbesar komoditas ini bagi Indonesia, dan umumnya ekspor batu bara kalori rendah.

(Baca: Produksi Batu Bara Sudah 90% dari Target, 22,6% untuk Pasar Domestik)

Apalagi, belum ada kepastian waktu kapan Cina akan mencabut pembatasan impor ini. Sebab, pembatasan impor ini tidak keluar dalam bentuk regulasi. Namun, hanya semacam instruksi yang diberikan kepada berbagai pelabuhan di Tiongkok.

Situasi makin rumit lantaran akhir tahun merupakan waktu perusahaan untuk mengajukan rancangan kerja dan anggaran biaya (RKAB). Hal ini membuat perusahaan kesulitan untuk memetakan pasar ekspor di tahun depan. Sementara untuk mengubah pasar ekpsor ke negara lain tidak mudah karena perlu waktu lama untuk memastikan kebutuhan batu bara di sana.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...