Defisit Neraca Dagang Diproyeksi Tembus US$ 9 Miliar sepanjang 2018

Michael Reily
17 Desember 2018, 16:56
Pelabuhan Ekspor
Katadata
Ilustrasi pelabuhan ekspor.

Defisit neraca perdagangan Indonesia diprediksi bisa mencapai US$ 9 miliar hingga akhir tahun. Nilai defisit perdagangan akan bertambah, karena pada Desember 2018 permintaan barang oleh sejumlah negara mitra dagang Indonesia diperkirakan berkurang akibat aktivitas manufakturnya melambat.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang Januari-November 2018 defisit neraca perdagangan Indonesia telah membus US$ 7,5 miliar. 

Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Bhima Yudhistira  menyatakan kinerja ekspor bakal melemah hingga akhir tahun karena permintaan mitra dagang utama Indonesia, yakni Amerika Serikat dan Tiongkok akan berkurang. "Jelang natal dan tahun baru, AS dan Tiongkok akan menurunkan permintaan bahan baku untuk kebutuhan industrinya," kata Bhima, Senin (17/12).

(Baca: Terdalam Sepanjang 2018, Neraca Dagang November Defisit US$ 2,05 M)

Fenomena itu tercermin dalam ekspor Indonesia pada November yang berkurang 5,04% ke AS dan 7,1% ke Tiongkok. Pengurangan itu disebabkan oleh faktor perang dagang yang terlambat diantisipasi pemerintah.

Menurutnya, hambatan dagang sawit di pasar internasional, terutama Uni-Eropa dan India, seharusnya segera ditangani pemerintah dan pengusaha. Pergeseran ke pasar nontradisional serta upaya lobi otoritas mitra dagang tradisional membuat nilai ekspor menjadi stagnan.

Pada Novembe 2018,  produk unggulan minyak kelapa sawit mengalami penurunan ekspor sebesar 9,83% jika dibandingkan Oktober 2018. Ekspor sawit ke India juga mengalami perlambatan hingga 14,65% karena kondisi politik dalam negerinya. "India mau pemilu tahun depan, sehingga proteksi dagang sawit akan menjadi isu yang akan dijual petahana kepada masyarakat," ujar Bhima.

Sementara itu, impor barang konsumsi hanya turun tipis dengan persentase sebesar 4,7% secara bulanan. Namun,  secara akumulasi Januari-November 2018, pertumbuhan impor barang konsumsi masih tumbuh sebesar 22,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...