Proyeksi Bursa Saham 2019: IHSG Berpotensi Tembus 7.000

Image title
2 Januari 2019, 07:27
Bursa Efek Indonesia (BEI)
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Presiden Joko Widodo (dua dari kanan) secara resmi melakukan penutupan perdagangan pasar modal seiring berakhirnya 2018 di PT. Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan (28/12). Penutupan tersebut dihadiri Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Ketua OJK Wimboh Santoso, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, Wakil Ketua DK OJK Nurhaida dan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi.

Indeks harga saham gabungan (IHSG) tahun 2019 diproyeksi akan menembus level 7.000. Sejumlah faktor pendorong akan membuat pergerakan IHSG lebih bertenaga, salah satunya kembalinya investor asing masuk ke Indonesia, serta nilai tukar rupiah yang akan terus menguat.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso optimistis laju IHSG di tahun 2019 bisa terus meningkat dari posisi akhir tahun 2018 di level 6.194,4. Wimboh yakin indeks melaju di level 6.500 hingga 7.000 pada tahun depan.

"(IHSG) bisa tumbuh lagi. Kita coba stimulasi dengan memperbanyak emiten dan instrumen sehingga investor prioritasnya makin banyak nanti," kata Wimboh di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (28/12). 

Wimboh meyakini kepercayaan investor asing sudah mulai kembali lagi untuk melakukan investasi di pasar modal Indonesia. Hal itu bisa berdampak pada aliran dana asing yang kembali masuk ke Indonesia (capital inflows). Dia melihat kondisi tersebut sudah mulai terlihat dalam beberapa bulan terakhir pada 2018.

(Baca: IHSG Turun 2,5% Selama 2018, Jokowi: Bursa Kita Terbaik Kedua di Dunia)

Hal itu juga bisa dilihat dari nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang posisinya kembali menguat. Padahal nilai tukar sempat menembus angka Rp 15.000 per dolar AS, namun pada penutupan perdagangan 2018, posisi nilai tukar berada di level 14.560 per dolar AS. Menurut Wimboh, penguatan nilai rupiah membuat investor nyaman berada di pasar modal Indonesia.

Optimisme Wimboh pada laju IHSG tahun 2019, sejalan dengan proyeksi Mirae Asset Sekuritas Indonesia yang memperkirakan IHSG akan berada di level 7.123 pada 2019. Head of Research Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya mengatakan, tingginya potensi kenaikan IHSG salah satunya didorong oleh kembalinya investor asing ke pasar saham dalam negeri.

"Asing balik ke Indonesia, mulai November lalu," kata Hariyanto beberapa waktu lalu. Menurut analisisnya, kembalinya investor asing ke Indonesia salah satunya didorong oleh potensi melambatnya pertumbuhan ekonomi AS, sehingga investor kembali melirik emerging market (pasar negara berkembang), termasuk Indonesia. Menurut konsensus analis, perekonomian AS diprediksi hanya akan tumbuh 2,6% pada 2019.

Tidak hanya AS, secara keseluruhan, perekonomian dunia diprediksi akan melambat pada 2019 menurut proyeksi The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). OECD memperkirakan perekonomian dunia akan tumbuh 3,5% pada 2019 dan 2020. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan proyeksi pertumbuhan tahun ini sebesar 3,7%.

(Baca: Nilai-nilai Plus Bursa Saham Indonesia 2018 di Balik Minusnya IHSG)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...