Saham Sektor Konsumer Jeblok, IHSG Naik Terbatas 0,15%
Koreksi pada sektor konsumer sebesar 1,06% pada perdagangan hari ini, Rabu (9/1) membuat indeks harga saham gabungan (IHSG) naik terbatas sebesar 0,15% ke posisi 6.272,24. Padahal, IHSG sempat naik hingga ke posisi 6.311,58 atau naik 0,78%.
Secara keseluruhan ada tiga indeks sektoral yang terkoreksi hari ini, selain sektor konsumer, yaitu sektor manufaktur dengan koreksi 0,56%, dan infrastruktur yang sempat naik 0,49% pada sesi I namun pada akhirnya ditutup dengan koreksi 0,17%.
Investor saham-saham di sektor konsumer dan manufaktur terus melepas saham-sahamnya dengan kemungkinan adanya perlambatan laju pertumbuhan konsumsi masyarakat.
Menurut laporan survei konsumen yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI) menunjukkan, kendati indeks keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi selama tiga bulan kedepan mengalami peningkatan, responden menyatakan ekspektasi konsumsi mereka selama tiga bulan kedepan akan lebih rendah.
(Baca: Sesi I, IHSG Masih di Zona Hijau Naik 0,44%)
Menurut laporan tersebut, rata-rata indeks pengeluaran konsumen pada triwulan I 2019 turun menjadi 159,8 dari 160,2 pada triwulan IV 2018. Responden menyatakan lebih memilih untuk menabung dan membayar cicilan utangnya ketimbang untuk konsumsi tercermin dari indeks perkiraan jumlah cicilan dan indeks perkiraan jumlah utang yang mengalami kenaikan, masing-masing naik 5,7% dan 0,4%.
Beruntung, indeks sektor lainnya naik cukup signifikan. Terutama sektor agri yang melesat naik hingga 1,8%, sektor keuangan juga turut menopang kinerja IHSG dengan kenaikan 0,73%, properti naik 0,77%, perdagangan naik 0,67%, sedangkan tambang, industri dasar dan aneka industri naik tipis masing-masing sebesar 0,16%, 0,14%, dan 0,08%.
Transaksi saham hari ini tercatat mencapai Rp 9,74 triliun, sedangkan jumlah saham yang diperjualbelikan mencapai 15,39 miliar saham. Sebanyak 237 saham mencatatkan kinerja positif, 173 saham terkoreksi, dan 134 saham stagnan. Investor asing juga turut menopang kinerja IHSG dengan pembelian saham bersihnya yang mencapai Rp 836,77 miliar.
Pengamat pasar modal, Arya Santoso mengatakan bahwa pergerakan IHSG relatif mendatar di tengah penantian kabar mengenai pembicaraan perdagangan Amerika Serikat dengan Tiongkok. "Situasi itu membuat IHSG masuk dalam fase konsolidasi, sejauh ini harapan tercapainya kesepakatan dagang cukup tinggi sehingga IHSG bergerak dalam area positif," ujarnya.
(Baca: Potensi Kenaikan IHSG Berdasarkan Prediksi Morgan Stanley dan Analis)
Sementara itu direktur Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya mengatakan pola gerak IHSG masih menunjukkan peluang untuk kembali menguat, tentunya ditunjang oleh fundamental perekonomian nasional yang kondusif. "Dengan fundamental ekonomi yang baik maka memicu 'capital inflow' yang akhirnya turut menopang IHSG," katanya.