Pemerintah Andalkan Bansos dan Dana Desa untuk Mengurangi Kemiskinan

Rizky Alika
23 Januari 2019, 20:11
Jokowi desa
ANTARA FOTO/Aguk Sudarmojo
Presiden Joko Widodo meninjau proyek dana desa di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, 28 November 2016.

Pemerintah menargetkan penurunan angka kemiskinan semakin berlanjut dari 9,66% pada tahun lalu menjadi 8,5-9,5% dari total penduduk pada tahun ini. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyatakan pemerintah telah merancang strategi untuk mencapai target tersebut.

Deputi Bidang Pemantauan, Evaluasi, dan Pengendalian Pembangunan Bappenas Taufik Hanafi mengatakan strateginya adalah penguatan program bantuan sosial (bansos). "Termasuk akses ke ekonomi, akses koperasi ke keuangan, itu termasuk penguatan pedesaan," kata dia di Jakarta, Rabu (23/1).

Tahun ini, pemerintah menargetkan jumlah penerima bansos Program Keluarga Harapan (PKH) ditetapkan sebanyak 10 juta keluarga. Kemudian, Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) ditargetkan untuk 15,6 juta penerima manfaat.

(Baca: Darmin Sebut Orang Miskin Berkurang Berkat Infrastruktur dan Bansos)

Sementara itu, Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk 20,1 juta anak usia sekolah atau meningkat 400 ribu anak dibandingkan tahun lalu. Lalu, Kartu Indonesia Sehat (KIS) untuk 96,8 juta jiwa atau 40% penduduk berpendapatan terendah.

Guna memastikan kelompok rentan tidak kembali miskin, Taufik menambahkan, ada juga beberapa langkah seperti pemberian dana desa. Alokasi untuk transfer ke daerah dan dana desa diproyeksikan sebesar 4,9-5,3% dari Produk Domestik Bruto (PDB) tahun ini.

Penyaluran dana desa tersebut juga akan diiringi dengan penguatan pendamping. Hal ini agar perencanaan dan penyerapan dapat terlaksana dengan baik. "Dengan demikian, kualitas pemanfaatan dana desa juga bisa dimaksimalkan," ujarnya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...