IHSG Lanjutkan Tren Positif di Pekan Keempat, Dana Asing Melambat
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan pekan keempat tahun ini dengan melanjutkan tren kinerja positifnya. IHSG naik 0,54% ke level 6.482,84 dari 6.448,16 pada penutupan pekan sebelumnya, atau pekan ketiga. Nilai kapitalisasi pasar naik 0,56% menjadi Rp 7.358,76 triliun dari Rp 7.317,97 triliun.
Rata-rata nilai transaksi harian saham sepanjang pekan keempat mencapai Rp 9,98 triliun, atau naik 6,67% dari Rp 9,35 triliun pada pekan sebelumnya. Sementara itu rata-rata volume transaksi harian mencapai 13,11 miliar saham, naik 1,28% dari 12,95 miliar saham. Sedangkan frekuensi transaksi harian turun 1,75% menjadi 482.962 kali dari 491.544 kali.
Aliran modal asing ke pasar saham pada pekan keempat tahun ini menurun signifikan. Investor asing hanya mencatatkan beli bersih saham senilai Rp 371,89 miliar, padahal pada pekan sebelumnya beli bersih investor asing mencapai Rp 6,39 triliun. Dengan demikian sepanjang tahun ini investor asing mencatatkan beli bersih Rp 10,81 triliun.
Dari sepuluh indeks sektoral, terdapat empat sektor yang kinerjanya melempem sepanjang pekan keempat. Mereka adalah sektor tambang yang terkoreksi 0,33%, aneka industri turun 0,28%, infrastruktur turun 0,42%, dan keuangan turun 0,22%.
(Baca: Dana Asing Masuk Rp 19 T di Januari, Penguatan Rupiah Terbesar se-Asia)
Sedangkan dari enam sektor yang berkinerja di zona hijau, sektor pertanian berkontribusi paling besar dalam menopang pergerakan IHSG. Selama sepekan, sektor pertanian melesat hingga 5,01% dari posisi 1.583,29 pada akhir pekan ketiga, menjadi 1.662,56 pada penutupan Jumat (25/1).
Kinerja Indeks Sektoral IHSG:
Indeks | Jumat (18/1) | Jumat (25/1) | Perubahan (%) |
Barang Konsumsi | 2.607.29 | 2.629,04 | 0,83 |
Tambang | 1.880.92 | 1.874,77 | -0,33 |
Manufaktur | 1.658.55 | 1.667,61 | 1,15 |
Pertanian | 1.583,29 | 1.662,56 | 5,01 |
Aneka Industri | 1.443,38 | 1.439,29 | -0,28 |
Keuangan | 1.234,25 | 1.231,54 | -0,22 |
Industri Dasar | 889,70 | 913,73 | 2,70 |
Properti | 471,62 | 476,63 | 1,06 |
Infrastruktur | 1.149,24 | 1.144,43 | -0,42 |
Perdagangan | 797,09 | 808,14 | 1,39 |
Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI)
Pegerakan IHSG selama pekan keempat minim pengaruh sentimen dari dalam negeri. Namun dana asing terus mengalir deras masuk ke Indonesia. Menurut Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, dana asing yang masuk ke Indonesia hingga Kamis (24/1) nilainya mencapai Rp 19,2 triliun. Dari jumlah tersebut Rp 8,02 triliun masuk ke instrumen surat berharga negara (SBN).
Perry mengatakan dana asing yang masuk tergolong besar, meskipun ekonomi global masih tak menentu. “Negara-negara lain juga aliran portofolio asingnya tidak setinggi yang kita alami," kata dia di Kompleks BI, Jakarta, Jumat (25/1).
Menurut dia, besarnya aliran masuk dana asing menunjukkan kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi dan kebijakan ekonomi Indonesia, baik yang ditempuh pemerintah, BI, maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ia pun optimistis kepercayaan pasar akan terus meningkat.
(Baca: BEI dan DJP Kerjasama Awasi Laporan Keuangan Emiten)
Analis Binaartha Sekuritas, Muhammad Nafan Aji mengatakan, pergerakan nilai tukar rupiah yang menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga saat ini berada di level Rp 14.085 per dolar AS, juga menjadi sentimen yang menggerakkan IHSG naik sepanjang pekan keempat. "Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang stabil juga membuat laju IHSG positif," katanya, Jumat (25/1).
Sementara itu, perkembangan sentimen eksternal masih diliputi ketidak pastian. Dari Amerika Serikat (AS) government shutdown masih terus berlanjut hingga hari ke-35 yang menyebabkan 800.000 pekerja federal tidak digaji, termasuk 380.000 pekerja yang dirumahkan sementara (cuti).
The Fed telah memperkirakan jika penutupan berlangsung hingga sepanjang kuartal I tahun ini, pertumbuhan ekonomi AS akan mendekati nol persen. Padahal The Fed telah memberi sinyal akan lebih menahan kebijakan suku bunga dengan lebih mempertimbangkan perkembangan yang ada.
Namun Presiden AS Donald Trump sudah sedikit melunak dan telah menyepakati anggaran untuk tiga pekan kedepan agar layanan federal yang ditutup dapat beroperasi lagi.
(Baca: Mayoritas Mata Uang Asia Menguat di Tengah Kabar Baru dari Eropa & AS)
Perkembangan negosiasi dagang antara AS dan Tiongkok juga terus menebar asa positif dengan dilanjutkannya proses negosiasi pada akhir bulan ini di Washington DC, AS. Masih berlanjtunya proses negosiasi menunjukkan keseriusan dua negara perekonomian terbesar di dunia ini untuk mengakhiri perang dagang.
Pasalnya, International Monetary Fund (IMF) telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia sebesar 0,2% lebih rendah untuk tahun ini dan 0,1% lebih rendah tahun depan. Salah satu faktor diturunkannya proyeksi tersebut adalah karena perang dagang yang telah berdampak kepada melemahnya perekonomian kedua negara yang terlibat.