Imbal Hasil Surat Utang Naik-Turun, Pinjaman Luar Negeri Jadi Bantalan

Rizky Alika
1 Februari 2019, 17:45
Dolar
Arief Kamaludin|KATADATA

Pemerintah memperbesar porsi surat utang negara (SUN) dalam pembiayaan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) beberapa tahun terakhir. Ini artinya, porsi  pembiayaan dari pinjaman luar negeri semakin kecil. Namun, pemerintah tetap fleksibel untuk melakukan penyesuaian.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Pengendalian Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman menjelaskan, SUN lebih independen dan fleksibel. Ini berbeda dengan pinjaman luar negeri yang biasanya memiliki banyak syarat untuk dipenuhi. Maka itu, pemerintah membesar porsi SUN.

Advertisement

Namun, imbal hasil SUN dikendalikan oleh pasar (market driven). Bila imbal hasil tengah tinggi, ini bisa memberatkan pemerintah ketika akan menerbitkan SUN baru. Maka itu, pemerintah tetap membuka kemungkinan penambahan porsi pinjaman luar negeri, bila dibutuhkan.

“Saat kondisi begini (tidak pasti), kami fungsikan pinjaman sebagai buffer (bantalan) karena kalau market bergejolak, kami pakai pinjaman untuk kebutuhan pembiayaan," kata Luky di Jakarta, Jumat (2/1).

(Baca: Menakar Bahaya Utang Indonesia)

Intinya, pemerintah bakal berupaya mencari sumber pembiayaan yang memiliki biaya (cost of fund) rendah dan risiko yang paling aman. Adapun porsi pinjaman luar negeri dalam pembiayaan defisit APBN mencapai 30% pada 2013 dan turun menjadi 18% pada 2018 lalu. Porsinya kemungkinan tetap di kisaran 18% pada tahun ini. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement