Dibuka Naik 0,08%, IHSG Bergerak Fluktuatif Antisipasi Perang Dagang

Image title
11 Februari 2019, 11:12
Bursa saham
ANTARA FOTO/M. Agung Rajasa
Beberapa siswa berfoto dengan latar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (24/2).

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan saham hari ini, Senin (11/2) dengan kenaikan tipis 0,08% ke level 6.526,80 dibandingkan posisi penutupan perdagangan Jumat (8/2) kemarin yang ditutup turun ke level 6.521,66. IHSG sempat memperlebar kenaikannya ke posisi 6.535,18 atau naik 0,21%.

Ada pun, bursa saham di Asia lainnya sejauh ini bergerak bervariatif. Seperti Hang Seng Index turun 0,16%, Strait Times turun 0,72%, Shanghai naik 0,14%, sedangkan Kospi dan KLCI kompak turun 0,14%. Namun, hingga berita ini ditulis, IHSG sudah meluncur turun 0,28% ke level 6.503,53.

Kendati sempat bergerak turun, analis Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan IHSG masih memiliki potensi untuk bergerak naik yang cukup besar. Kenaikan IHSG hari ini akan ditunjang oleh kondisi perekonomian yang stabil di sisi domestik. Dia memperkirakan level support IHSG berada di level 6.442, sementara resistance di level 6.676.

"Kondisi market global dan regional yang masih terus naik, turut memberikan sentimen terhadap IHSG dalam jangka pendek," kata William Surya Wijaya pada Jumat (8/2).

(Baca: IHSG Pekan Lalu Terkoreksi, Hari Ini Diprediksi akan Kembali Naik)

Sementara analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji senada dengan William. Dia memperkirakan IHSG berpeluang melaju naik di area level 6.532 hingga level 6.543. Meski begitu, Nafan memperkirakan area support IHSG berada pada level 6.504 hingga 6.487.

Kendati demikian, kekhawatiran investor seputar perkembangan perundingan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, serta perkembangan ekonomi AS juga akan menjadi sentimen yang menentukan pergerakan IHSG. "Diperkirakan pergerakan IHSG minggu ini akan ditentukan oleh faktor eksternal seperti progress pembicaraan dagang dan juga rilis angka pertumbuhan ekonomi AS kuartal ke kuartal dan juga inflasi yang menentukan arah kebijakan The Fed," kata Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah.

Sebelumnya Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dirinya tidak akan bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping sebelum 1 Maret 2019 atau tenggat tarif terhadap produk Tiongkok yang senilai US$ 200 miliar. Namun, Trump mengatakan bahwa dia bersedia untuk memperpanjang tenggat waktu jika melihat progres yang signifikan dalam perundingan.

(Baca: 10 Saham Tercuan Pekan Enam, Saham Smartfren Naik Hingga 56%)

Di sisi lain, perwakilan dagang AS Robert Lightizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin akan melanjutkan pembicaraan di Beijing pekan ini. Ada kemungkinan perjanjian dagang AS-Tiongkok akan disetujui melewati tenggat 1 Maret 2019, mengingat banyaknya isu yang harus dibicarakan seperti transfer teknologi perusahaan asing yang berinvestasi, sehingga pernyataan Trump bukan dianggap sebagai sebagai jalan buntu namun lebih kepada pembahasan yang sulit.

"Kendati demikian, kami optimistis perundingan akan mencapai sesuatu yang produktif mengingat situasi perang dagang tidak menguntungkan AS maupun Tiongkok," ujar Alfiansyah.

Volume perdagangan hingga berita ini ditulis tercatat sebanyak 5,77 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 2,85 triliun, dengan IHSG mulai bergerak ke zona hijau pada level 6.522,68. Ada 182 saham yang berada di zona hijau, namun ada 182 saham yang terkoreksi sejauh ini, sedangkan 128 saham lainnya stagnan. Sementara itu investor asing melakukan aksi jual bersih pada pasar reguer senilai Rp 45,30 miliar.

(Baca: Laju Positif Terhenti, IHSG Terkoreksi 0,26% Sepanjang Pekan Keenam)

Reporter: Ihya Ulum Aldin

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...