IHSG Pekan Lalu Terkoreksi, Hari Ini Diprediksi Kembali Naik

Image title
11 Februari 2019, 06:00
BEI
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Suasana Bursa Efek Indonesia

Pada pekan lalu laju positif Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak awal tahun ini terhenti dengan koreksi sebesar 0,26% dari 6.538,64 pada penutupan pekan sebelumnya menjadi 6.521,66. Meski begitu, analis memprediksi laju IHSG pada awal perdagangan pekan ini, Senin (11/2), berpotensi untuk mengalami kenaikan.

Analis Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya menilai potensi kenaikan IHSG masih terlihat cukup besar, hal ini ditunjang oleh kondisi perekonomian yang stabil di sisi domestik. Dia memperkirakan level support IHSG berada pada 6.442, sementara resistance di level 6.676.

"Kondisi market global dan regional yang masih terus naik, turut memberikan sentimen terhadap IHSG dalam jangka pendek," kata William pada Jumat (8/2).

William mengatakan, koreksi IHSG minggu lalu disebabkan karena ada beberapa sentimen negatif dari rilis data seperti cadangan devisa dan karena data defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD). Pada Kamis (7/2), Bank Indonesia (BI) mengumumkan cadangan devisa per akhir Januari 2019 sebesar US$ 120,1 miliar, turun sekitar US$ 600 juta dibandingkan posisi akhir Desember 2018 yang sebesar US$ 120,7 miliar. Penurunan terutama imbas pembayaran utang luar negeri pemerintah.

(Baca: Laju Positif Terhenti, IHSG Terkoreksi 0,26% Sepanjang Pekan Keenam)

Sementara, CAD pada triwulan IV 2018 tercatat semakin melebar hingga mencapai US$ 9,1 miliar atau 3,57% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Secara nominal, defisit tersebut merupakan yang terbesar sepanjang tahun lalu, bahkan sejak kuartal III 2013. "Konsolidasi wajar," kata William menambahkan.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2018 sebesar 5,18% dibandingkan kuartal IV 2017 secara tahunan atau year on year (yoy). Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi untuk keseluruhan tahun 2018 mencapai 5,17% yoy. Capaian tersebut merupakan laju pertumbuhan ekonomi tertinggi sejak 2014 atau selama pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...