Neraca Dagang Defisit, Pemerintah Tetap Optimistis Ekonomi Membaik

Rizky Alika
18 Februari 2019, 06:00
Pelabuhan Bitung
Dok. KPPIP
Proyek strategis pemerintah Pelabuhan Bitung, merupakan Proyek Strategis Nasional di Provinsi Sulawesi Utara (KEK Bitung dan Pelabuhan Internasional Hub Bitung) senilai Rp 34 triliun dan juga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung dengan nilai investasi diperkirakan sekitar Rp 35 triliun.

Neraca perdagang Indonesia kembali defisit pada Januari kemarin. Badan Pusat Statistik menyatakan pada bulan lalu defisit lebih banyak disumbang oleh sektor nonmigas US$ 704,7 juta. Sementara defisit migas hanya US$ 454,8 juta. Walau demikian, pemerintah optimisits pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga ini tidak mengecewakan.

Ada beberapa alasan mengapa pemerintah percaya diri. Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro, Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Adrianto menilai sebenarnya impor barang modal sudah agak melambat. Selain itu, impor yang masih ada akan menjadi pembentuk investasi.

Advertisement

(Baca: Ekspor Melambat, Neraca Dagang Kuartal I 2019 Diramal Defisit US$ 3 M)

Menurut dia, akibat investasi dan konsumsi yang masih tumbuh baik mampu memompa pergerakan ekonomi makin positif. “Perkiraan kami growth triwulan pertama masih cukup baik,” kata Adrianto kepada Katadata.co.id, Jumat (15/5).

Sementara itu, Direktur Centre of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah Redjalam memperkirakan pertumbuhan ekonomi triwulan satu melambat bila dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan keempat 2018 sebesar 5,17 %. Sebab, di tiga bulan pertama ini, konsumsi rumah tangga diramal tidak meningkat sesuai siklusnya.

Sementara investasi diperkirakan belum ada perbaikan. Belanja pemerintah juga masih tertahan ke kuartal berikutnya seperti pola sebelumya, kecuali untuk keperluan pemilu. “Dengan demikian pertumbuhan di triwulan satu akan berada di kisaran 5 %,” kata Piter.

Sebelumnya, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong menilai penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu) dapat memperlambat investasi asing langsung. Sebenarnya, hal ini kerap terjadi setiap pelaksanaan pemilu. “Banyak terobosan-terobosan yang takut keluar karena takut digoreng secara politik,” ujarnya.

Namun investasi kembali melaju kencang usai pemilu. Setelah pemilu usai, banyak tugas yang harus dibenahi dampak dari distorsi dalam perekonomian tadi.

(Baca: BKPM: Perlu Ada Insentif Baru Untuk Dongkrak Investasi Tahun Ini)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement