Radiant Utama Siapkan Belanja Modal Rp 240 Miliar untuk Genjot Kinerja
PT Radiant Utama Interinsco Tbk. akan meningkatkan kinerja alat produksi gas atau mobile offshore production unit (MOPU) miliknya di Lapangan Maleo, Blok Madura Offshore tahun ini. Untuk keperluan tersebut, mereka telah menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 17 juta atau sekitar Rp 240 miliar yang akan berasal dari pinjaman sindikasi bank sebesar US$16,4 juta, dan sisanya dari kas internal.
Presiden Direktur Radiant Utama Sofwan Farisyi menjelaskan, capex tersebut akan digunakan untuk mendanai kebutuhan investasi dan operasional dalam rangka pengembangan lebih lanjut bisnis jasa penyediaan dan pengoperasian MOPU. Sofwan menilai, peningkatan kinerja MOPU dibutuhkan agar dapat melayani lapangan-lapangan minyak dan gas (migas) lain di Blok Madura Offshore.
Lapangan Maleo sendiri dikelola oleh Santos Pte Ltd. Mereka juga mengelola lapangan lain di Blok Madura Offshore yaitu Lapangan Peluang dan Lapangan Meliwis. Namun, dikatakan oleh Sofwan, pihak Santos tidak ingin memindahkan MOPU dari Lapangan Maleo, padahal MOPU didesain untuk dapat dipindahkan.
"(Memindahkan MOPU) itu 'kan ada bongkar-pasang dan membutuhkan waktu. Jadi orang (Santos) lebih suka, begitu ketemu sumur baru, akhirnya mereka tarik pipa saja (ke Lapangan Maleo). Jadi, MOPU kita diam," kata Sofwan di kantornya, Jakarta, Kamis (21/2).
(Baca: Proposal Disetujui SKK Migas, Santos Segera Garap Lapangan Meliwis)
Sofwan mengatakan, peningkatan kinerja MOPU harus dilakukan karena spesifikasi dan tekanan gas di Lapangan Meliwis sedikit berbeda dengan gas yang ada di Lapangan Maleo dan Lapangan Peluang. Sehingga, mereka harus mengubah konfigurasi MOPU agar bisa memproses gas yang ada di Lapangan Meliwis.
Menurut Sofwan, spesifikasi dan tekanan gas di Lapangan Maleo dengan Lapangan Peluang tidak jauh berbeda. "Kalau ditarik pipa, gas di Lapangan Peluang dan gas di Lapangan Maleo sama, tidak perlu ditambah macam-macam alatnya. Sedangkan di Lapangan Meliwis, agak beda gasnya," kata Sofwan.
Ada pun, dalam pinjaman sindikasi perbankan yang dipimpin oleh PT Bank Tabungan Negara Tbk tersebut Radiant menjaminkan sebagian besar atau seluruh aset perusahaan. Untuk itu, perusahaan berkode emiten RUIS ini menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada hari ini, Kamis (21/2) di kantor mereka, Jakarta untuk meminta restu dari pemegang saham. Hasilnya, pemegang saham menyetujui langkah perusahaan tersebut.
Penjaminan yang dilakukan Radiant dalam pinjaman ini merupakan bagian dari persyaratan pinjaman sindikasi. Radiant diwajibkan menjaminkan MOPU serta tagihan atas proyek MOPU tersebut. Namun, mereka percaya, pengembangan MOPU akan memberikan nilai tambah bagi kinerja perusahaan di tahun-tahun mendatang.
(Baca: SKK Migas Pastikan 2 Proyek Migas Berproduksi di Kuartal I-2019)
Capaian Kontrak Baru 2018
Sepanjang 2018, Radiant berhasil memperoleh tambahan kontrak baru sebesar Rp2,2 triliun atau naik 20% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara tahun ini mereka menargetkan dapat mengantongi kontrak baru senilai Rp2,7 triliun atau naik 22% capaian 2018.
Salah satu kontrak baru yang sedang dijajaki tahun ini yaitu proyek yang menyambungkan Lapangan Meliwis dengan MOPU yang ada di Lapangan Maleo. "Ini termasuk kontrak yang diperoleh dari Meliwis, nilainya sekitar Rp1,1 triliun," kata Sofwan.
Sofwan menambahkan, saat ini mereka belum menandatangani kontrak tersebut, meski sudah mendapatkan persetujuan dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas). Sehingga, mereka menyiapkan diri dengan mencari pendanaan untuk meningkatkan kinerja MOPU. Dia memperkirakan, kontrak baru akan ditandatangani dalam dua minggu.
"Sekitar Maret lah izin tender udah disetujui. Dengan adanya kenaikan nilai kontrak ini, diharapkan pendapatan dan laba RUIS dapat meningkat di tahun-tahun mendatang," kata Sofwan.