KPU Minta Elite Politik Tak Ikut Sebarkan Disinformasi

Dimas Jarot Bayu
12 Maret 2019, 20:25
Aksi tolak hoaks menjelang Pemilu 2019
ANTARA FOTO/HAFIDZ MUBARAK
Warga mengangkat poster bertulis penolakan terhadap hoaks jelang Pemilu 2019 saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (3/2/2019). Aksi tolak hoaks tersebut digelar untuk mewujudkan pesta demokrasi yang aman dan damai.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) meminta elite politik tidak ikut menyebarkan disinformasi terkait penyelenggaran Pemilu ketika berkampanye. Disinformasi akan membuat masyarakat mendapatkan informasi yang sepotong-potong dan tak tepat.

Hal tersebut lantas berpotensi membuat masyarakat meragukan kepercayaan para penyelenggara Pemilu, seperti KPU dan Bawaslu. Berdasarkan survei SMRC, saat ini ada 13 persen masyarakat yang tidak mempercayai kinerja KPU dan Bawaslu. (Baca: Pendukung Prabowo-Sandi Lebih Meragukan Kinerja KPU)

Jika dirinci, ketidakyakinan terhadap kinerja KPU dari pendukung pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sebesar 23,3 persen. Sebaliknya, ketidakyakinan dari pendukung pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin kepada KPU sebesar 4,1 persen. Terkait pengawasan Bawaslu, SMRC menyebutkan ketidakyakinan pendukung Prabowo-Sandiaga sebesar 21,5%. Sementara, ketidakyakinan pendukung Jokowi-Ma'ruf terhadap pengawasan Bawaslu hanya sebesar 5,4%.

Melihat hasil survei ini, KPU berharap agar para elite politik tidak membuat sesuatu yang bisa membuat ketidakpercayaan masyarakat terhadap penyelenggaraan Pemilu meningkat. "Jangan malah ikut-ikutan memperkeruh suasana dengan menyebarkan informasi yang tidak benar," kata Komisioner KPU Pramono Ubaid di kantornya, Jakarta, Selasa (12/3).

(Baca: Pendukung Prabowo Ragukan KPU, TKN: Efek Kampanye Delegitimasi Pemilu)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...