Masdar Dapat Hak Istimewa dalam Tender Proyek PLTS Cirata
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN telah menyelesaikan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk tender proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di Cirata, Jawa Barat. Nantinya, perusahaan asal Uni Emirat Arab (UAE) Masdar akan mendapatkan hak istimewa dalam proses tender tersebut.
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar menjelaskan hak istimewa yang diberikan yakni hak untuk menyamakan tawaran (right to match) dengan perusahaan lain yang mengikuti tender. "Ditender, setelah ditender dapat harga baru, Masdar ini nanti right to match," kata dia saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Kamis (28/3).
(Baca: Untuk Biayai Belanja Modal 2019, PLN Cari Utang Rp 50 Triliun)
Masdar mendapatkan hak istimewa lantaran sebetulnya sudah memiliki perjanjian kerja sama dengan anak usaha PLN yaitu PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) untuk pembangunan PLTS Cirata. Perjanjian kerja sama tersebut merupakan tindak lanjut dari ditandatanganinya nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara PJB dan Masdar pada 16 Juli 2017 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
Namun, kerja sama tersebut batal lantaran PLN tidak memiliki prosedur penunjukan langsung sehingga dikhawatirkan bermasalah secara hukum. Maka itu, PLN memutuskan untuk menggelar tender terbuka dengan memberikan hak istimewa untuk Masdar. Namun, Archandra belum mau memastikan kapan tender akan dimulai.
(Baca: Kurang Dana, 24 Proyek Pembangkit Energi Terbarukan Terancam Batal)
Proyek PLTS terapung ini ditaksir membutuhkan dana US$ 300 juta atau sekitar Rp 4,05 triliun. Proyek yang dikembangkan adalah Floating Photovoltaic Solar Power Plant dengan kapasitas 200 megawatt (MW) di waduk Cirata milik PT PJB.
Adapun PLTS terapung pertama di Indonesia ini akan dibangun dalam dua tahap. Rencananya, pembangkit tahap pertama berkapasitas 50 MW akan selesai dan beroperasi pada kuartal II 2019. Lalu, untuk tahap kedua hingga tahap ke empat akan dibangun dengan total 150 MW dan rencananya akan beroperasi pada 2020.