Kementerian ESDM Pastikan Proyek Flow Meter Minyak Tetap Jalan
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menyatakan, proyek pemasangan alat ukur produksi minyak bumi atau flow meter harus berjalan tahun ini. Ia tidak menjelaskan nantinya akan ada pergantian kontraktor proyek tersebut atau tidak.
"Flow meter itu key performance indicator SKK Migas tahun ini," ujarnya, di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Senin malam (8/4).
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tengah menjalani proses hukum karena dituntut oleh kontraktor proyek flow meter, yaitu PT Global Haditech. Tuntutan itu dilayangkan karena SKK menghentikan sepihak proyek itu.
(Baca: Proyek Flow Meter Dihentikan, Kontraktor Tuntut SKK Migas)
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menjelaskan, penghentian itu ia lakukan karena alat flow meter tidak mengukur produksi minyak dengan akurat. "Saat kami tes, akurasinya tidak sesuai harapan. Sudah masuk ke ranah hukum. Kami ikuti prosesnya," ujar Dwi. Namun, ia belum bisa memastikan adanya kerugian dari kesalahan alat ukur tersebut.
Menurut dia, apabila flow meter tetap digunakan, maka akan ada perbedaan hitungan hasil produksi dengan laporan dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). Karena itu, pengukuran produksinya masih mengikuti pola lama, yaitu menggunakan laporan yang dikirimkan KKKS kepada SKK Migas.
(Baca: Prioritas Direktur Hulu Pertamina Mulai Efisiensi Hingga Transparansi)
Awalnya, pemasangan alat ukur tersebut menjadi salah satu upaya pemerintah guna meningkatkan akuntabilitas dan transparansi terhadap produksi minyak bumi secara online dan real time. Pembiayaan pemasangan flow meter, Dwi mengatakan, memakai dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Berdasarkan Berita Acara Hasil Pelelangan Nomor: BAC-148/012A-ULP/2017SKK Migas, Global Haditech merupakan salah satu dari 68 perusahaan yang mendaftar menjadi perusahaan pengadaan flow meter. Dari jumlah tersebut hanya sembilan perusahaan yang memasukkan dokumen penawaran.
(Baca: SKK Migas Batal Pasang Alat Ukur Produksi Minyak di 14 Titik)
Setelah melakukan evaluasi dokumen penawaran, SKK Migas menyatakan Global Haditech memenangkan tender. Perusahan itu menawarkan harga sebesar Rp 58,190 miliar, lebih rendah dari total Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang ditetapkan SKK Migas untuk proyek flow meter sebesar Rp 59,547 miliar.
Pemasangan flow meter merupakan amanat dari Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 39 tahun 2016. Tujuannya dalam rangka pengawasan produksi minyak bumi.
(Baca: Lifiting Migas Kuartal 1 2019 Tak Capai Target, Ini penyebabnya)