Ancaman People Power Potensi Jadi Blunder bagi Prabowo-Sandiaga

Dimas Jarot Bayu
11 April 2019, 15:54
ancaman people power
ANTARA FOTO/Zarqoni Maksum
Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto (tengah) menyapa pendukungnya saat melakukan kampanye akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Minggu (7/4/2019).

Ancaman pengerahan kekuatan massa (people power)  dengan asumsi terjadi kecurangan dalam Pilpres 2019 yang disampaikan kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dinilai dapat menjadi bumerang. Pengamat politik dari Lingkar Madani, Ray Rangkuti menilai ancaman tersebut membuat masyarakat tidak simpatik kepada Prabowo-Sandiaga.

Apalagi bila kubu Prabowo-Sandiaga tak dapat membuktikan kecurangan tersebut. "Kalau Anda menyelesaikan pelanggaran tidak mekanistik, itu akan blunder buat Anda," kata pengamat politik dari Lingkar Madani, Ray Rangkuti di Jakarta, Kamis (11/4).

(Baca: Narasi Kecurangan dan Potensi Delegitimasi Pilpres 2019)

Ray sendiri menilai kecurangan secara terstruktur sulit terjadi dalam Pilpres dan Pileg 2019. Pasalnya, pemantauan dan pengawasan Pemilu 2019 dilakukan oleh banyak elemen.

Ray mengatakan, saat ini pengawas Pemilu sudah sampai ke tingkat Tempat Pemungutan Suara (TPS). Menurutnya, hal ini berbeda dibandingkan beberapa Pemilu sebelumnya, di mana pengawas hanya sampai tingkat kabupaten.

Jumlah saksi di tiap TPS pun jumlahnya semakin besar dalam Pemilu 2019. Ray mengatakan, saksi yang dihadirkan masing-masing partai politik di setiap TPS berjumlah 16 orang.

Masing-masing pasangan calon di Pilpres 2019 juga ikut menghadirkan saksi di setiap TPS. "Belum lagi saksi yang dihadirkan kandidat caleg DPD," kata Ray.

(Baca: Mendagri Perintahkan Daerah Tangkal Serangan Fajar Pilpres 2019)

Tak hanya itu, berbagai lembaga nirlaba juga berpartisipasi untuk memantau Pemilu 2019. Mereka tak hanya berasal dari dalam negeri, namun juga dunia internasional.

"Jadi sebetulnya dengan begitu banyak varian pengawas, menurut Anda di mana lagi celah kecurangan itu akan terjadi?" kata Ray.

Analis politik dari Exposit Strategic, Arif Susanto juga menilai tak ada kecurangan terstruktur dalam Pilpres 2019. Arif menyatakan kecurangan yang kemungkinan terjadi bukan dilakukan secara sistemik.

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...