AIPI: Indonesia Membutuhkan Badan Pengelola Dana Riset

Image title
Oleh Tim Publikasi Katadata - Tim Publikasi Katadata
12 April 2019, 15:40
Ilustrasi Artikel KSI
123RF.com

Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) mengusulkan agar pemerintah membentuk badan khusus untuk mengelola dana riset.

Wakil Ketua AIPI, Sofian Effendi, mengatakan perlu adanya badan khusus untuk perencanaan dan pendanaan riset, bukan badan atau lembaga baru untuk riset. Sebab, badan atau lembaga riset sudah ada di kementerian-kementerian atau lembaga nonkementerian. Badan khusus ini dapat berupa dewan khusus untuk mengelola dana penelitian.

“Badan ini nantinya sebagai perencanaan penelitian-penelitian dan terobosan apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kemakmuran bangsa Indonesia. Kemudian,  dirumuskan bagaimana pembiayaannya,” kata Sofian saat ditemui di Kantor Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN), Senin, 1 April 2019.

Namun, sebelum membentuk kebijakan perlu ditelaah terlebih dulu apa permasalahan utama dari pendanaan riset itu. Menurut Sofian, terdapat dua masalah utama, yaitu anggaran pendanaan yang tidak mencukupi dan belum ada lembaga untuk perencanaan dan pembiayaan riset.

Sofian menilai dana untuk riset di Tanah Air masih sangat kecil dibandingkan dengan Produk Domestik Bruto yang dimiliki Indonesia. “Idealnya, minimal 1 persen dari PDB. Itu artinya kalau PDB Indonesia itu Rp 14.800 triliun, ya idealnya dana riset dan teknologi Rp 148 triliun per tahun,” kata Sofian, yang juga Ketua KASN.

Pemerintah pusat mengalokasikan dana riset sebesar Rp 24,9 triliun atau sebesar 0,9 persen dari PDB Indonesia pada 2016. Itupun sebagian besar habis untuk biaya operasional, seperti gaji pegawai dan lain-lain. Bukan untuk dana risetnya sendiri.

Pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2019 juga mengalokasikan Dana Abadi Penelitian senilai Rp 990 miliar. Sofian juga menilai dana abadi itu juga masih kurang mencukupi untuk kebutuhan riset jika Indonesia ingin mengejar kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan industrinya. “Dana sebesar itu untuk satu penelitian saja tidak cukup, kalau kita ingin membuat penelitian tentang pesawat terbang misalnya,” ujarnya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...