Eni Mengebor Dua Sumur di Muara Bakau untuk Pertahankan Produksi
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyampaikan Eni MB tengah mengebor sumur di Blok Muara Bakau. Aktivitas eksplorasi di dua sumur infill JKK-12 dan JNE 9 ini telah dilakukan sejak awal 2019.
Pemboran dilakukan demi mempertahankan tren produksi Blok Muara Bakau yang sudah menurun atau decline. "Besar harapan produksi kembali ke 680 MMscfd (juta standar kaku kubik per hari) Well head atau inlet FPU. Hal ini tergantung hasil Well clean up serta tes yang sedang berlangsung," demikian pernyataan SKK Migas seperti dilansir dari skkmigas.go.id pada Selasa (16/4).
SKK Migas berharap JKK-12 infill well bisa mulai produksi akhir April 2019, setelah pemasangan fasilitas subsea selesai. Untuk JNE 9 diharapkan berproduksi di akhir Agustus 2019 setelah pemboran dan pemasangan subsea selesai.
(Baca: Lifting Gas 2019: Tangguh, Corridor dan Jangkrik Turun, Mahakam Naik)
SKK Migas mencatat produksi Lapangan Jangkrik Blok Muara Bakau pada semester I 2018 mencapai 684,36 juta kaki kubik per hari (MMscfd). Realisasi produksi tersebut mampu melampaui target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 sebesar 435 MMscfd.
Proyek Jangkrik pertama kali beroperasi Mei 2017. Proyek ini memiliki fasilitas produksi berupa kapal apung (Floating Production Unit/FPU) dengan kapasitas 450-600 mmscfd.
Proyek Jangkrik sendiri mencakup Lapangan Jangkrik dan Jangkrik North East (JNE). Nilai investasi proyek ini mencapai US$ 3,77 miliar.
Ini mengacu rencana pengembangan (PoD) II Lapangan Jangkrik dan Jangkrik NE yang disetujui Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) pada tahun 2013. SKK Migas memproyeksi produksi gas dari proyek Jangkrik bisa stabil di level 600 MMscfd hingga pertengahan 2022.