Dibuka di Zona Merah, IHSG Berpotensi Lanjutkan Koreksi
Indeks harga saham gabungan (IHSG) mengawali perdagangan awal pekan ini, Senin (29/4) terkoreksi 12,7 poin atau 0,19% ke posisi 6.388,38. Tak lama setelah perdagangan dimulai, IHSG terkoreksi semakin dalam ke level 6.376,71 atau turun 0,38%.
Sementara itu bursa saham Asia lainnya bergerak bervariasi. Indeks Strait Times naik 0,85%, Hang Seng naik 0,75%, dan Kospi naik 0,72%. Sedangkan indeks Shanghai terkoreksi 0,41%, PSEi turun 0,02%, dan KLCI turun 0,37%. Sementara indeks Nikkei libur.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto memprediksi IHSG selama sepekan kedepan akan melanjutkan tren pelemahannya. "Turunnya IHSG karena siklus tahunan dimana investor di bulan Mei biasanya menjual saham-sahamnya. Jadi Market akan memulai pelemahan," ujarnya kepada Katadata.co.id, (Minggu 28/9).
Kendati akan dibayangi aksi jual, dia menilai pengumuman hasil penghitungan suara Pilpres 2019 secara manual oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Mei mendatang akan menjadi sentimen positif terhadap pasar.
(Baca: Pekan ini, IHSG Diprediksi Masih Melanjutkan Pelemahan)
Sementara itu Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus memprediksi IHSG akan melemah karena kekhawatiran pelaku pasar dan investor terhadap kondisi perekonomian Tiongkok. Pasalnya, rilis data laporan keuangan emiten disana menunjukkan data yang kurang baik salah satunya karena dampak perang dagang Tiongkok dengan Amerika Serikat (AS).
Namun Nico menilai, penantian pasar terhadap hasil Pilpres 2019 resmi dari KPU berpotensi membuat IHSG tertekan. "Pemilu kali ini berbeda karena menunjukkan instabilitas sehingga menyebabkan rasa kekhawatiran investor dan pelaku pasar. Padahal sejak 2004 sampai 2014 saat pemilu IHSG cenderung menguat," kata Nico.