Belum Ada IMB, Onstream Lapangan Kedung Keris Terancam Molor
Proyek Lapangan Kedung Keris, Blok Cepu, ternyata mengalami kendala. Deputi Operasional Satuan Kerja Khusus Pelaksanaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Fatar Yani, menyebut ExxonMobil belum mendapatkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk proyek Kedung Keris dari Bupati Bojonegoro
"Untuk isu terkini, sedang menunggu persetujuan IMB dari Bupati Bojonegoro, dan sedang membahas masterlist dengan Dirjen Migas," ujar Fatar saat dihubungi Katadata.co.id Senin, (29/4) malam.
Maka tidak heran jika pengerjaan proyek Lapangan Kedung Keris baru mencapai 26%. Fatar menyebut pengerjaan proyek baru tahap clearing, grading, stringing dan welding pipa.
Padahal SKK Migas menargetkan proyek Kedung Keris bisa onstream pada Desember 2019. Namun jika IMB tidak juga segera terbit, maka onstream proyek ini dipastikan molor.
"Pasti mempengaruhi pengerjaan proyek, kan tidak bisa membangun," ujar Fatar.
Biarpun begitu, Fatar bilang target produksi minyak dari Blok Cepu tahun ini sebesar 216 ribu barel per hari (bopd) tidak akan terganggu."Oh tidak ada pengaruhnya, karena dari eksisting ternyata masih bagus kinerja reservoir-nya,"kata Fatar.
(Baca: ExxonMobil dan BP Berau Penyumbang Lifting Migas Terbesar Kuartal I)
Saat ini Blok Cepu menjadi penopang utama produksi minyak bumi nasional. Menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), produksi Blok Cepu mencapai 219 ribu barel per hari (bopd).
Untuk mencapai target produksi, ExxonMobil mengandalkan produksi minyak dari Lapangan Banyu Urip. Namun ExxonMobil memprediksi produksi Banyu Urip akan turun pada 2021. Karena itu, ExxonMobil berharap Lapangan Kedung Keris bisa segera berproduksi untuk menopang produksi minyak Blok Cepu.
Produksi dari Kedung Keris diperkirakan akan menambah produksi Blok Cepu sebesar 10 ribu barel per hari (bopd). Perusahaan migas asal Amerika Serikat itu menemukan cadangan minyak di Lapangan Kedung Keris setelah melakukan pengeboran sumur Kedung Keris-1 hingga kedalaman 2.143 meter.
Sumur ini bersinggungan dengan lapisan minyak setebal 561 kaki atau 171 meter di zona karbonat sasaran. Dari hasil pemboran tersebut, ExxonMobil menemukan cadangan minyak pada tahun 2011 sebesar 20 juta barel di Lapangan Kedung Keris.
Untuk memproduksi Kedung Keris, ExxonMobil telah menandatangani kontrak rekayasa, pengadaan, dan konstruksi dengan PT Meindo Elang Indah pada April 2018. Rencananya ExxonMobil akan membangun pipa untuk menyalurkan hasil produksi minyak dari Kedung Keris ke fasilitas produksi utama (Central Processing Facility/CPF) Blok Cepu.
ExxonMobil selaku operator memegang hak kelola Lapangan Kedung Keris sebesar 45%. Kemudian ada PT Pertamina EP Cepu sebesar 45% dan sisanya dipegang Badan Usaha Milik Negara (BUMD).
(Baca: ExxonMobil Pimpin Temuan Cadangan Migas Terbesar Dunia di 2019)