Ekonomi Kuartal I Tumbuh Jauh dari Ekspektasi, Rupiah Kembali Tertekan

Sorta Tobing
7 Mei 2019, 12:15
pergerakan rupiah, data pertumbuhan ekonomi 2019, perang dagang AS-Tiongkok, dolar AS
Donang Wahyu|KATADATA
Ilustrasi, rupiah melanjutkan pelemahan ke level Rp 14.300 setelah data pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2019 menunjukkan angka 5,07%, jauh dari ekspektasi pasar.

Nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini, Selasa (7/5), dibuka turun 11 poin atau 0,08% ke level Rp 14.309 per dolar AS. Pelemahan terjadi seiring data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama 2019 yang berada di angka 5,07% (year on year/yoy), jauh dari ekspektasi pasar.

“Dengan kinerja di bawah perkiraan ini, tampaknya sulit untuk mencapai target pertumbuhan sesuai asumsi APBN 2019, yaitu 5,3%,” kata Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih seperti dikutip dari Antara. Ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun hanya 5,14%.

Pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2019 relatif landai. Jika dibandingkan kuartal empat 2018, angka pertumbuhannya minus 4,52%. Dari sisi lapangan usaha, sektor jasa memberikan andil pertumbuhan tertinggi, diikuti industri, manufaktur, dan perdagangan.

(Baca: IHSG Akhirnya Menguat Setelah Terkoreksi 3,08% Sejak Awal Mei)

Sedangkan dari sisi pengeluaran, sumber pertumbuhan berasal dari konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor. “Pengeluaran pemerintah dari musim Pemilu tampaknya tak cukup kuat mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujar Lana. Ia memprediksi rupiah hari ini berpotensi melemah menuju kisaran Rp 14.300-Rp 14.330 per dolar AS.

Rupiah pada sehari sebelumnya juga melemah akibat tensi perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang kembali memanas. Presiden Donald Trump mengeluarkan ancaman menaikkan tarif produk Negeri Tirai Bambu pada Jumat ini.

Ancaman tersebut merupakan upaya Trump untuk menekan Tiongkok agar segera menyetujui negosiasi dagang antar dua negara. Namun, tampaknya aksi ini kontra-produktif. Tiongkok dikabarkan akan membatalkan pertemuan pada Rabu nanti karena tidak mau bernegosiasi di bawah ancaman.

(Baca: Harga Minyak Naik Menyusul Ketegangan Baru Amerika dan Iran)

Efek panasnya perang dagang ini sepertinya mulai mereda. Sejumlah mata uang negara di kawasan Asia Pasifik yang kemarin melemah terhadap dolar AS, saat ini telah bergerak positif. Pada pukul 11.59 WIB, menurut data Bloomberg, won Korea naik 0,25%, dolar Singapura menguat 0,07%, yen Jepang naik 0,1%, dan bath Thailand menguat 0,02%.

Mata uang rupiah melanjutkan pelemahan bersama yuan Tiongkok yang turun 0,17% dan dolar Hong Kong sedikit melemah 0,01% terhadap dolar AS.

Reporter: Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...