Perang Dagang Kembali Berkobar, IHSG dan Bursa Asia Malah Menghijau
Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Jumat (10/5), ditutup naik 10,31 poin atau 0,17% menjadi berada di level 6.209,12. Menguatnya IHSG pada perdagangan hari ini juga diikuti oleh mayoritas indeks pasar modal di negara-negara kawasan Asia.
Melihat dari data RTI Infokom, indeks Hang Seng Index menguat 0,84%, Strait Times Index menguat 0,12%, bahkan Shanghai Composite Index menguat hingga 3,10% pada perdagangan hari ini. Sedangkan indeks Nikkei 225 terkoreksi 0,27%. Sementara, indeks di pasar Amerika Serikat (AS) yakni Dow Jones Index Future sejauh ini terkoreksi 0,14%.
Data perdagangan hari ini tercatat nilai transaksi saham mencapai Rp 7,85 triliun dari 12,3 miliar saham yang diperdagangkan oleh investor. Saham-saham tersebut ditranskasikan sebanyak 420.358 kali. Tercatat ada 213 saham yang menghijau, 183 saham yang terkoreksi, dan 131 saham stagnan. Meski IHSG menguat, investor asing melakukan aksi jual bersih di pasar saham sebesar Rp 897,5 miliar.
Pada perdagangan hari ini, saham PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA) menjadi saham dengan kenaikan secara persentase paling besar yaitu 12,94% menjadi Rp 1.135 per sahamnya. Sementara, saham PT Meta Epsi Tbk. (MTPS) menjadi top losers dengan terkoreksi 17,22% menjadi Rp 625 per saham.
(Baca: Di Tengah Ancaman Perang Dagang Berlanjut, IHSG Dibuka di Zona Hijau)
Namun, saham-saham yang paling signifikan mengangkat kinerja IHSG hari ini lima di antaranya yaitu PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) yang naik 2,67%, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) naik 2,31%, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) naik 1,55%, PT Semen Indonesia Tbk. (SMGR) naik 2,29%, dan PT MD Pictures Tbk. (FILM) yang harganya meroket hingga 16,67%.
Berdasarkan indeks sektoral, penguatan IHSG hari ini ditopang oleh sektor industri dasar yang menguat 0,49%. Kemudian, sektor konsumer dan manufaktur juga ikut menyumbang penguatan IHSG dengan penguatan yang sama yaitu 0,44%. Meski begitu ada beberapa sektor yang terkoreksi seperti sektor pertanian yang terkoreksi 0,38% dan sektor finansial dengan koreksi 0,20%.
Sementara itu saham-saham yang paling banyak dilepas investor asing sepanjang hari ini lima di antaranya yaitu PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) Rp 206 miliar, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) Rp 201,8 miliar, PT Astra International Tbk. (ASII) Rp 99,3 miliar, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM) Rp 72,2 miliar, dan PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) Rp 61,5 miliar.
Sentimen Perang Dagang AS-Tiongkok
Ada pun, secara umum, pekan depan IHSG diprediski masih akan terkoreksi. Menurut Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, sentimen tersebut berasal dari pertemuan antara Amerika Serikat dengan Tiongkok terkait perang dagang kedua negara. "Keinginan Amerika Serikat untuk menaikkan tarif terpenuhi," kata Nico kepada Katadata.co.id, Jumat (10/5).
(Baca: Investor Harap-Harap Cemas Menanti Hasil Negosiasi Dagang AS-Tiongkok)
Dilansir dari Reuters, AS merealisasikan ancamannya untuk menaikkan tarif impor terhadap US$ 200 miliar produk Tiongkok tepat pada pukul 00.00 waktu New York atau pukul 11.oo waktu Indonesia barat. Bahkan AS disebutkan tengah menyiapkan dokumen yang dibutuhkan untuk menaikkan tarif terhadap US$ 325 miliar produk Tiongkok yang saat ini belum terkena dampak perang dagang.
Pihak Tiongkok menyesali keputusan AS tersebut dan memastikan aksi balasan akan segera dilancarkan. Kendati demikian, kedua belah pihak tetap menjaga asa tercapainya kesepakatan dagang dengan masih mau duduk bersama melanjutkan perundingan dagang hari ini yang telah memasuki hari keduanya di Washington DC, AS,
Ada pun, sentimen perang dagang yang kembali memanas pada pekan ini juga berpengaruh kepada IHSG yang sepanjang sepekan ini terkoreksi hingga 1,75%. Dengan semakin dekatnya Hari Raya Idul Fitri 1440 H, potensi koreksi terhadap IHSG semakin besar karena jelang Lebaran transaksi di pasar modal akan semakin sepi. Sehingga tekanan untuk investor melakukan aksi jual semakin besar.
Selain itu, dari dalam negeri juga dipengaruhi oleh naiknya tensi politik usai Pemilu juga menjadikan pasar terbelenggu. "Pekan depan masih ada prediksi untuk melemah," kata Nico yang memperkirakan IHSG bergerak di level 6.185 hingga 6.340 pada pekan depan.
(Baca: Perang Dagang Memanas, Darmin: Ekonomi Dunia Bisa Semakin Lambat)