Produksi Minyak Pertamina EP Capai 85 Ribu BOPD hingga Akhir Mei
PT Pertamina EP (PEP), anak perusahaan PT Pertamina (Persero) sekaligus Kontraktor Kontrak Kerja Sama di bawah pengawasan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) akhirnya berhasil mencapai target produksi minyak di bulan Ramadan.
Presiden Direktur Pertamina EP, Nanang Abdul Manaf mengatakan produksi minyak Pertamina Ep saat ini mencapai 85 ribu barel per hari (barrel oil per day/BOPD). Capaian produksi tersebut sesuai dengan target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019.
Pencapaian produksi minyak tersebut didapat dari tambahan produksi di beberapa sumur migas di wilayah Asset 3 dan Asset 5 pada bulan Ramadhan 1440 H ini. Untuk wilayah Asset 3, pencapaian produksi didapat dari Jatibarang Field sumur ABG-B2 (ABG-06) dengan hasil 1.096 barrel oil per day (BOPD) dan sumur AMJ-01 dengan produksi 464 BOPD.
Sedangkan di wilayah Asset 5 didapat dari sumur B-1811 (B-194) di Bunyu Field dengan hasil 476 BOPD minyak dan 0.383 MMSCFD, serta sumur ST-D12 (ST-194) di Sangatta Field yang memproduksi minyak 950 BOPD.
Biarpun begitu, Pertamina EP masih kesulitan meningkatkan produksi gas seperti tahun lalu yang bisa mencapai 1022 mmscfd. Hingga April, produksi gas Pertamina EP baru mencapai 965 mmscfd.
Nanang bilang penurunan produksi gas dibandingkan tahun lalu karena terdapat penurunan produksi gas utama di Lapangan Musi. Penurunan produksi gas dari lapangan tersebut mencapai hingga 40 mmscfd.
"Produksinya turun karena kami mau mengelola reservoir dengan baik. Kami bisa paksakan produksi tapi umur reservoir-nya pendek. Padahal kami inginnya suplai gas terus untuk pelanggan kami di Sumatera seperti Pusri,"ujar Nanang dalam kegiatan Buka Puasa Bersama Media di Jakarta, Rabu (29/05).
(Baca: Pertamina Alokasikan Rp 27,4 Triliun untuk 98 Proyek Hulu Migas)
Makanya Pertamina EP terus melakukan upaya ekplorasi untuk mendapatkan cadangan gas yang baru. Sehingga ke depannya bisa memenuhi kontrak gas bagi pembeli di Sumatera.
Hingga April 2019, Pertamina EP telah melakukan survei seismik 2D sepanjang 275 kilometer (km), survei seismik 3D sepanjang 272 kilometer persegi (km2), dan pengeboran sumur eksplorasi sebanyak empat sumur. Sejauh ini, Pertamina EP baru mendapatkan tambahan cadangan minyak terbukti (P1) sebesar 0,02 juta barel minyak (million barrels of oil/MMBO) dan gas (P1) sebesar 1,02 miliar kaki kubik (Billions of standard cubic feet/ BSCF).
Untuk menggenjot produksi, Pertamina EP melaksanakan pengeboran sebanyak 99 sumur, work over 267 sumur, dan well intervention sebanyak 1.081 pekerjaan. Ada juga percepatan produksi melalui Put on Production (POP) di tiga sumur dari tiga struktur (Akasia Maju-Oil, Kayu Merah-Gas, dan Haur Gede-Gas).
Selain itu, optimasi produksi juga dilakukan melalui penerapan Full Development Secondary Recovery di struktur Rantau, Jirak, Ramba, Belimbing, dan Tertiary Recovery di struktur Tanjung, serta menurunkan Lost Production Opportunity (LPO) akibat Unplanned Shutdown Surface Facilities maksimum 330 BOPD.
Upaya-upaya lainnya adalah melalui, reaktivasi sumur Poleng dan X-Ray, serta upaya well intervention sumur-sumur eks pengeboran 2018, serta upaya monetisasi gas dari Struktur Sei Gelam, Sengetti, Haur Gede, Kayu Merah, North KedungTuban, Tapen, Suci dan Trembul dalam rangka upaya peningkatan lifting gas.
Untuk kinerja keuangan, Pertamina EP mencatat pendapatan per April 2019 mencapai US$ 927 juta. Laba bersih tercatat mencapai sebesar US$ 222 Juta.