SKK Migas Targetkan Lifting Blok Rokan dan Mahakam Turun Tahun Depan
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan produksi siap jual (lifting) minyak tahun depan hanya sebesar 734 ribu barel per hari (BOPD). Target lifting tahun depan lebih rendah dari proyeksi lifting akhir 2019 sebesar 754 ribu BOPD.
Target lifting minyak tahun depan juga lebih kecil dibandingkan target lifting minyak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 sebesar 775 ribu BOPD. Kepala Satuan Kerja Khusus Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan, penurunan lifting minyak tahun depan terjadi karena ada penurunan produksi (decline) di beberapa blok migas.
"Sebagaimana memang posisi ladang-ladang migas kita yang dalam posisi decline," ujar Dwi di Gedung Komisi VII DPR RI, Kamis (20/6).
Berdasarkan data SKK Migas, lifting minyak Blok Rokan yang dioperatori oleh PT Chevron Pacific Indonesia diperkirakan hanya sebesar 170,7 ribu BOPD pada tahun depan. Perkiraan tersebut lebih rendah dibanding proyeksi lifting 2019 sebesar 186,9 ribu BOPD.
(Baca: SKK Migas Usul Cost Recovery Tahun 2020 Lebih Kecil, US$ 10-11 Miliar)
"Rokan trennya dalam posisi decline, cukup besar sejak 2017 ke 2018, kemudian 2019 termasuk 2020, karena di sini juga masa transisi, sehingga ada risiko yang terjadi di masa transisi," ujar Dwi.
Selain itu, lifting minyak Blok Mahakam yang dikelola oleh Pertamina Hulu Mahakam juga diproyeksikan mengalami penurunan di tahun depan dari proyeksi tahun ini sebesar 35,7 ribu BOPD menjadi 30,1 ribu BOPD. Meskipun sudah banyak dilakukan pengeboran di Blok Mahakam, tapi Dwi menyebut belum ada dampak dari pengeboran sumur di blok migas tersebut.
Meskipun lifting minyak mengalami penurunan, namun lifting gas bumi di tahun depan ditargetkan meningkat delapan persen dari outlook 2019 yang sebesar 1,072 juta barel setara minyak per hari (BOEPD). Lifting gas pada 2020 ditargetkan sebesar 1,159 juta BOEPD. Dengan kenaikan lifting gas tersebut, lifting migas pada 2020 ditargetkan meningkat dari outlook 2019 sebesar 1,826 juta BOEPD menjadi 1,893 juta BOEPD.
(Baca: ExxonMobil Jajal Produksi Blok Cepu Hingga 225 Ribu BOPD)