Jokowi Sambut Presiden Argentina di Istana Bogor

Dimas Jarot Bayu
26 Juni 2019, 14:29
Pertemuan Jokowi dan Presiden Argentina, Kerjasama Perdagangan Indonesia Argentina
ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY
Presiden Joko Widodo (kiri) berjalan bersama Presiden Argentina Mauricio Macri (kanan) di Istana Bogor, Rabu (26/6/2019). Presiden Joko Widodo dan Presiden Mauricio Macri dijadwalkan melangsungkan pertemuan empat mata, pertemuan bilateral serta melakukan pernyataan pers bersama.

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan Presiden Argentina Mauricio Macri di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (26/6). Dalam pertemuan tersebut, kedua kepala negara melakukan sejumlah agenda dan ditutup dengan makan siang. 

Berdasarkan pantauan media, Mauricio datang bersama istrinya, Juliana Awada, sekitar pukul 11.15 WIB. Kedatangan mereka diawali upacara penyambutan tamu negara. Dalam prosesi itu, lagu kebangsaan kedua negara diperdengarkan dilanjutkan dengan dentuman meriam.

Mauricio kemudian, mengisi buku tamu dan melakukan foto bersama dengan Jokowi dan Ibu Negara, Iriana. "Setelah penyambutan dan penandatanganan buku tamu, agenda akan dilanjutkan dengan veranda talk, pertemuan bilateral dan menyampaikan pernyataan bersama kepada pers," tulis Sekretariat Presiden dalam keterangannya. 

(Baca: Indonesia Gandeng Argentina Demi Tekan Defisit Neraca Dagang)

Veranda talk merupakan tradisi baru Presiden RI era Jokowi yang menggelar bincang-bincang akrab dengan beberapa tamu negara di beranda Istana. Belum jelas topik apa yang akan dibahas Jokowi dan Mauricio dalam pertemuan bilateral. Hanya saja, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita sebelumnya menyebut Indonesia ingin meningkatkan kerja sama perdangan  dengan Argentina.

Hal itu dilakukan demi menekan defisit neraca perdagangan. Enggartiasto mengatakan, kerja sama antara Indonesia dan Argentina dapat diwujudkan dengan meningkatkan counter trade atau keseimbangan ekspor dan impor kedua negara.

"Mereka berharap kita masih membeli banyak produk Argentina. Lalu, saya mengatakan kepada Argentina, harus ada keseimbangan. Indonesia akan menyerap produk Argentina, dan Argentina juga menyerap produk Indonesia," ujar Mendag Enggartiasto Lukita di Jakara, Senin (27/5).

Enggar pun mengatakan skema kerja sama yang dilakukan tidak menggunakan skema government to government (G-to-G), karena skema ini memakan waktu lama. Ia menjelaskan, bila membangun kerja sama G-to-G diperlukan pembahasan antar kementerian dan lembaga.

(Baca: Indonesia Catat Surplus Perdagangan Pertanian dengan Negara Uni Eropa)

Sementara itu, kerja sama harus dilakukan dengan cepat agar tidak tertinggal dengan negara tetangga. “Terlebih lagi, prospek ekonomi dunia diperkirakan melambat. Inflasi di AS pasti naik sehingga daya beli akan turun," ujarnya.

Kerja Sama Dagang Argentina

Argentina merupakan mitra penting bagi Indonesia, salah satunya sebagai pintu masuk produk Indonesia ke pasar Amerika Latin. Di antara produk yang akan didorong ekspornya ke Argentina adalah tekstil dan buah tropis.

Di luar itu, Indonesia juga mengekspor mesin dan peralatan listrik ke Argentina. Selain itu, Indonesia juga akan mendorong ekspor ke Argentina guna menekan defisit neraca dagang antara Indonesia-Argentina yang tahun lalu mencapai US$ 1,2 miliar.

Defisit tersebut disebabkan hambatan perdagangan tarif dan non-tarif, isu dumping, konektivitas dan kendala bahasa. Selama ini, Argentina merupakan negara tujuan ekspor terbesar kedua bagi Indonesia di kawasan Amerika Selatan.

(Baca: Pemerintah Diminta Genjot Ekspor ke Negara Nontradisional)

Total perdagangan kedua negara pada 2018 sebesar US$ 1,68 miliar atau meningkat 17,96% dibandingkan 2017. Sedangkan investasi langsung atau Foreign Direct Investment (FDI) Argentina di Indonesia tercatat sebesar US$ 140 ribu.

Tiga produk ekspor utama Indonesia ke Argentina tahun lalu, yaitu alas kaki dan produk alas kaki (US$ 71,47 juta), karet dan produk karet (US$ 46,79 juta), serta mesin dan peralatan listrik (US$ 46,3 juta). Sementara, tiga produk utama yang diimpor Indonesia dari Argentina yakni bungkil dari minyak kedelai (US$ 934,98 juta), sereal (US$ 220 juta), serta katun (US$ 51,2 juta).

(Baca: Bentuk Tim Kerja, Target Perdagangan Indonesia-Argentina Naik 100%)

Reporter: Dimas Jarot Bayu
Editor: Ekarina

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...