Delapan Perusahan Asing Ikut Tender Proyek PLTS Cirata

Image title
4 Juli 2019, 21:52
pembangkit listrik. PLN
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi, logo Perusahaan Listrik Negara (PLN). PLN melalui anak usahanya, PT Pembangkit Jawa Bali (PJB), memberikan hak istimewa kepada perusahaan asal Uni Emirat Arab, Masdar, di proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di Cirata, Jawa Barat.

PT Pembangkit Jawa Bali (PJB), anak usaha PLN, tengah membuka tender untuk mencari mitra dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di Cirata, Jawa Barat. Sebanyak delapan perusahaan asing bersaing untuk memenangkan tender. 

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rida Mulyana mengatakan, kedelapan perusahaan tersebut harus menyerahkan proposal penawaran pada 12 Juli 2019. PJB akan mengumumkan pemenang tender pada 19 Agustus 2019.

"Delapan perusahaan itu terdiri dari tiga perusahaan Jepang, dua perusahaan Arab Saudi, satu perusahaan Tiongkok, satu perusahaan Korea, dan satu perusahaan Uni Emirat Arab," ujar Rida, saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Kamis (4/7).

(Baca: Masdar Dapat Hak Istimewa dalam Tender Proyek PLTS Cirata)

Salah satu perusahaan yang mengajukan minat bermitra dengan PJB yaitu Masdar. Namun Masdar mendapatkan hak istimewa, yaitu menyamakan tawaran (right to match) dengan perusahaan lain yang mengikuti tender.

Hak istimewa diberikan karena Masdar telah memiliki perjanjian kerja sama dengan PJB untuk pembangunan PLTS Cirata. Perjanjian kerja sama tersebut merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani antara PJB dan Masdar pada 16 Juli 2017 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

(Baca: Target Bauran Energi Terbarukan 23% pada 2025 Sulit Tercapai)

Namun, kerja sama tersebut dibatalkan lantaran PLN tidak memiliki prosedur penunjukan langsung, sehingga dikhawatirkan bermasalah secara hukum. Maka itu, PLN memutuskan untuk menggelar tender terbuka dengan memberikan hak istimewa untuk Masdar.

PLTS Cirata diperkirakan membutuhkan investasi sebesar US$ 150-200 juta. Proyek yang dikembangkan adalah Floating Photovoltaic Solar Power Plant, dengan kapasitas 145 Megawatt (MW).  PLTS ini ditargetkan beroperasi secara komersial (COD) pada 2022. 

Reporter: Fariha Sulmaihati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...