Gerakan 1.000 Startup, Kaum Milenial Perlu Mendorong Industri Lokal
Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (JK) mendorong kaum millenial membantu pertumbuhan industri dan produk dalam negeri. Tujuannya untuk memberi nilai tambah ekonomi. Hal itu tersebut perlu dilakukan seiring dengan berkembangnya platform digital startup dan e-commerce.
JK mengatkan, sehebat apapun platform digitalnya, jika tidak ada produk dalam negeri yang dijual, menjadi tak berarti. Sebab, hal itu diperlukan untuk memberi nilai tambah ke dalam negeri.
"Yang dijual itu bisa sesuatu yang berbentuk, baju-kah, kue-kah, dan sebagainya. Jangan berpikiran bahwa semua startup itu dengan platform saja, harus ada yang memajukan produksi," kata JK di Istora Senayan Jakarta, Minggu( (18/8).
(Baca: Dorong 1.000 Startup, Wapres JK Khawatir RI Jadi Konsumen Tiongkok)
Menurut JK, perkembangan industri dan teknologi harus seimbang. Hal itu diperkuat dengan berbagai efisiensi dan inovasi.
(Baca: Aturan e-Commerce Diharapkan Dorong Ekspor,Tak Hanya Cegah Impor)
"Lihatlah Tiongkok, Alibaba hebat karena industrinya hebat. Kalau dia berdiri sendiri mana mungkin.," ujar JK mencontohkan.
Karena itu, menurut dia, di balik sebuah bisnis e-commerce yang besar, selalu ada industri yang hebat.
"Jadi tidak semua harus berpikir, bahwa saya di rumah berpikir ini, ndak bisa. jangan hanya fikirannya seperti Microsoft, seperti Facebook Twitter, itu hanya cara tapi tidak semua bisa dilaksanakan dengan cara begitu," kata mantan pengusaha asal Makassar tersebut.
Wakil Presiden Jusuf Kalla siang tadi membuka Ignite The Nation. Acara ini merupakan bagian dari Gerakan National 1000 Startup Digital yang digagas Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk mendorong pertumbuhan perusahaan rintisan di Indonesia.
Gerakan masif itu juga berusaha memantik semangat generasi milenial yang telah akrab dengan dunia digital agar membangkitkan mimpi besar yang dapat memberikan solusi dan inovasi bagi bangsa.
Ignite The Nation yang berlangsung di Stadion Istora Senayan dan ditargetkan dihadiri oleh 8.000 peserta.
