Diversifikasi Bisnis, Elnusa Ambil Alih Kelola Depot LPG Amurang
Emiten penyedia jasa energi, PT Elnusa Tbk (ELSA) atau Elnusa membidik peluang baru untuk pengembangan bisnis perusahaan ke depan. Salah satunya dengan mendiversifikasi portofolio bisnis ke segmen distribusi & logistik energi, melalui anak usahanya PT Elnusa Petrofin (EPN).
Sebagai langkah diversifikasi portofolio, perusahaan menyatakan siap mengambil alih pengelolaan Depot Liquified Petroleum Gas (LPG) Pressurized di Amurang, Minahasa Selatan.
Direktur Utama Elnusa Elizar P Hasibuan mengatakan, pengambil alihan kelola depot LPG diharapkan dapat menopang kinerja Elnusa menghadapi kompleksitas bisnis hulu migas. "Kami yakin dapat menopang kinerja Elnusa secara konsolidasi dalam menghadapi kompleksitas bisnis migas di masa datang.” ujarnya berdasarkan keterangan tertulis, Jumat (30/8).
(Baca: Elnusa Akan Jual Obligasi Global untuk Bangun Depo BBM dan Elpiji)
Sedangkan, Direktur Utama EPN Haris Syahrudin mengatakan, EPN dipercaya oleh Pertamina untuk mengambil alih dan mengelola operasional depot berkapasitas 2 x 1000 metrik ton (MT).
Dengan lokasi depot yang strategis, pihaknya optimistis pengoperasian depot tersebut ke dpat dapat mendukung Pertamina dalam melayani kebutuhan masyrakat maupun dalam hal meningkatkan stok LPG.
"Kedepannya, Kami akan mengembangkan depot yang terintegrasi dengan bbm storage. Hal ini seiring dengan pertumbuhan ekonomi di kawasan Sulawesi Utara,” ujar Haris.
Karenanya, sinergi bisnis antara Anak usaha Elnusa, yakni EPN dengan Pertamina diharapkan dapat memperkokoh bisnis kedua perusahaan, serta menjadikannya efektif dan efisien dalam melayani serta memenuhi kebutuhan LPG masyarakat Minahasa dan Minahasa Selatan.
(Baca: Pertamina Gandeng Elnusa Optimalkan Penanganan Tumpahan Minyak ONWJ)
Sepanjang semester I 2019, Elnusa mencatat laba bersih sebesar Rp 255 miliar, melonjak 21% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 128 miliar. Kenaikan laba bersih ditopang oleh peningkatan pendapatan sebesar 29% menjadi Rp 3,8 triliun, dari Rp 2,9 triliun periode yang sama tahun lalu.
"Kenaikan pendapatan usaha yang berhasil kami capai, merupakan hasil perbaikan kinerja semua segmen yang ada. Pendapatan usaha jasa hulu migas naik 46%, jasa penunjang naik 36%, dan jasa distribusi & logistik energi naik 21%," ujar Herry dalam keterangan tertulis, Selasa (30/7).
Secara kontribusi, perolehan pendapatan tengah tahun ini masih didominasi oleh segmen jasa distribusi & logistik energi sebesar 51%. Jasa hulu migas menyumbang 42% dan sisanya oleh jasa penunjang yakni jasa production, operation & maintenance baik dari bisnis berbasis aset maupun bisnis non asetnya.