Suku Bunga Acuan Turun, Harga Saham Bank Besar Justru Terkoreksi
Saham di sektor finansial ditutup terkoreksi 0,38% pada perdagangan Kamis, 19 September 2019, imbas penurunan harga saham beberapa bank besar. Padahal, ada pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) yang semestinya menjadi sentimen positif bagi saham perbankan.
Harga saham bank-bank pelat merah turun serentak, dipimpin oleh Bank Negara Indonesia (BBNI). Saham BBNI turun 1,58% menjadi Rp 7.775, diikuti saham Bank Mandiri (BMRI) 1,39% menjadi Rp 7.100/saham. Lalu, saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) 0,47% menjadi Rp 4.220, dan saham Bank Tabungan Negara (BBTN) 0,44% menjadi Rp 2.260.
Sebagian saham bank swasta juga mengalami koreksi harga. Harga saham Bank Central Asia (BBCA) turun 0,17% menjadi Rp 30.150. Begitu juga saham Bank Permata (BNLI) turun 0,47% menjadi Rp 1.065. Di sisi lain, saham Bank Danamon (BDMN) menguat 1,5% menjadi Rp 4.750, saham BTPN naik 0,61% menjadi Rp 3.280, dan Bank Pan Indonesia (PNBN) melonjak 4,48% menjadi Rp 1.400.
(Baca: Seluruh Sektor Merah, IHSG Ditutup Melemah 0,51%)
Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus berpendapat, penurunan harga saham pada perdagangan Kamis ini imbas faktor eksternal. Penurunan suku bunga bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), disambut kekecewaan oleh pelaku pasar.
"Hal ini dikarenakan adanya keraguan The Fed untuk memangkas suku bunga acuannya lagi di sisa tahun ini," kata dia. The Fed memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 1,75-2%.
Adapun kebijakan The Fed tersebut diikuti BI dengan memangkas suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps ke level 5,25%. Ini merupakan level terendah sejak Agustus 2018.
(Baca: BI Turunkan Uang Muka KPR untuk Rumah Kedua dan Seterusnya)
Senada dengan alasan The Fed, BI menyatakan kebijakan tersebut diambil sebagai langkah pre-emptive untuk mendorong ekonomi domestik di tengah perlambatan ekonomi global.