Pesaing WhatsApp, Telegram Kembangkan Mata Uang Digital dan Blockchain
Pesaing WhatsApp, Telegram resmi mengumumkan bakal membuat blockchain sendiri, bernama Telegram Open Network (TON). Teknologi ini untuk melengkapi mata uang digital (cryptocurrency) yang tengah dikembangkan Telegram, Gram.
Bursa penukaran mata uang digital berbasis di Amerika Serikat (AS), Coinbase pun menyatakan dukungannya dan menawarkan layanan kustodian aset. “Kami memiliki rekam jejak dalam memberikan solusi kustodian tanpa hambatan (seamless) saat peluncuran (cryptocurrency) yang pertama dan terbesar di Blockstack dan Algorand,” demikian dikutip dari akun resminya di Twitter, @CoinbaseCustody, Jumat (11/10).
Perusahaan penyedia aplikasi perpesanan itu mengumumkan secara resmi bakal menerbitkan Gram dan TON, pada 8 Oktober lalu. Telegram lebih dulu meluncurkan dompet digital untuk Gram, bernama Telegram FZ-LCC. Namun, aplikasi versi alpha itu baru tersedia di iOS.
(Baca: Incar Dana Rp 16 Triliun, Telegram Diisukan Rilis Mata Uang Digital)
Dalam situs resminya, Telegram bakal mengintegrasikan dompet digitalnya itu dengan aplikasi percakapannya. Perusahaan asal Rusia itu mengatakan, tidak akan menyimpan informasi pribadi penggunanya.
“Anda bertanggung jawab penuh untuk pengelolaan dan keamanan kredensial Anda. Jika Anda kehilangan kredensial, kami tidak memiliki kemampuan untuk memulihkan atau membantu Anda untuk mengambilnya kembali, dan Anda mungkin tidak dapat mengakses Gram Anda,” demikian dikutip dari situs resmi Telegram.
Perusahaan juga menyatakan tidak memiliki kendali atas pemrosesan dan verifikasi transaksi pada TON. Maka, ketika pengguna mengirimkan Gram, Telegram tidak punya wewenang untuk membatalkan atau memodifikasi transaksi.