Garuda Indonesia Bantu Hidupkan Kembali Merpati Airlines
Garuda Indonesia Group mendukung restrukturisasi Merpati Nusantara Airlines agar bisa beroperasi kembali. Dukungan tersebut dilakukan melalui Kerja Sama Operasi (KSO) yang ditandatangani hari ini, Rabu (16/10). Kerja sama ini dilakukan dalam jangka waktu 38 tahun.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra menjelaskan Garuda akan akan mendukung pengelolaan usaha kargo milik Merpati melalui aktivitas pengiriman barang-barang di wilayah Papua. Nantinya, pengangkutan kargo akan menggunakan pesawat milik Garuda, sedangakan Merpati Airlines akan bertindak sebagai agen pemasaran.
"Jadi kerja sama ini membantu Merpati untuk going concern, mendatangkan bisnis untuk Merpati tetapi Garuda juga dalam hal ini tidak merugi," kata Ari Askhara saat ditemui di Kementerian BUMN, Rabu (16/10).
Dalam bisnis kargo tersebut, pihaknya akan bekerjasa sama dengan PT Perikanan Nusantara dalam pemanfaatan cold storage untuk distribusi hasil perikanan nasional di domestik dan internasional.
(Baca: Menanti Pesawat Merpati Terbang Lagi)
Ari menjelaskan pengiriman ikan menggunakan pesawat dinilai lebih efisien, dan memberikan keuntungan lebih. Ssatu unit pesawat bisa mengangkut hingga 350 ribu kilogram ikan. "Kalau lewat jalur udara, ikan itu dalam kondisi hidup jadi masih bisa tahan 24 jam, sehingga tidak mati dan harganya 3 kali lipat lebih tinggi," ujarnya.
Selain itu, bisnis kargo tersebut juga didukung oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya yakni Semen Indonesia, Pertamina, Perum Bulog, Perusahaan Perdagangan Indonesia.
Tak hanya itu, Merpati Airlines juga akan bertindak sebagai agen pemasaran yang untuk layanan perawatan turbin milik Pertamina dan Perusahaan Listrik Negara (PLN). Bisnis ini difasilitasi oleh maintenance, repair, and overhaul (MRO) Merpati Nusantara Group dan Garuda Indonesia Group. Garuda pun berpartisipasi mengelola pusat pendidikan milik Merpati Airlines.
Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro mengatakan untuk mengembalikan Merpati agar menjadi perusahaan yang sehat tidak mudah, pasalnya saat ini ekuitas perseroan telah minus Rp 10 triliun. Sehingga dibutuhkan kerja sama oleh beberapa pihak khususnya perusahaan dibawah BUMN.
(Baca: Pemerintah Bentuk Tim Privatisasi untuk Lepas Merpati ke Swasta)
"Kebetulan kreditur Merpati 80% adalah BUMN, jadi kami ingin bernegosiasi. Kami mengharapkan dia (Merpati) masuk bisnis kargo saja dulu," kata Aloy.
Direktur Utama Merpati Asep Ekanugraha menyebutkan ada tiga hal yang perlu dilakukan oleh perusahaan, pertama mendirikan anak perusahaan. Ini sudah direalisasikan oleh Merpati melalui PT Merpati Maintenance Facility International, serta PT Merpati Training Centre.
Kedua, menyelesaikan masalah karyawan. Sekitar 1.400 karyawan Merpati Airlines diberhentikan karena perseroan tidak mampu beroperasi lagi. Namun, dengan adanya kerja sama ini perusahaan berencana akan merekrut ulang karyawan yang akan bertugas sebagai agen pemasaran.
Ketiga, merestrukturisasi utang. Diharapkan dari kerja sama antar BUMN ini Merpati bisa mendapatkan laba yang akan digunakan untuk menyelesaikan beban utang perusahaan. "Semua sudah ada runtutannya. Kami akan rekrut lagi. Karena hanya ada tim restrukturisasi 10-15 orang," kata Asep.
(Baca: Tak Laik Terbang, Ini Kronologis Pecah Kongsi Sriwijaya dengan Garuda)