Punya GrabKitchen, Grab Tanggapi Rencana Gojek Rambah Cloud Kitchen

Cindy Mutia Annur
30 Oktober 2019, 14:51
Grab tanggapi rencana Gojek masuk ke bisnis cloud kitchen
KATADATA | Ajeng Dinar Ulfiana
Ilustrasi, driver Grab memarkirkan motornya di parkiran khusus Grab , Mall FX, Jakarta Selatan (22/11). Grab tanggapi rencana Gojek masuk ke bisnis cloud kitchen.

Decacorn asal Singapura, Grab telah mengembangkan layanan restoran berbasis komputasi awan atau cloud kitchen bernama GrabKitchen di 20 lokasi. Pesaingnya, yaitu Gojek berencana merambah bisnis tersebut.

Menanggapi hal itu, Grab mengaku terbuka pada persaingan bisnis. “Karena kami yakin kompetisi itu sehat (bagi industri) dan yang kami lakukan intinya yakni kembali lagi untuk mengembangkan Indonesia," kata Head of Marketing GrabFood and New Businesses Grab Indonesia Ichmeralda Rachman di Jakarta, Rabu (30/10).

Startup bervaluasi lebih dari US$ 10 miliar ini pun menargetkan bisa membangun 50 GrabKitchen hingga akhir tahun ini. Selain itu, Ichmeralda menyatakan bahwa perusahaannya berfokus untuk mengembangkan para mitra penjual GrabFood maupun GrabKitchen.

Ia menilai, GrabKitchen membantu mitra penjual memperluas pasar tanpa mengeluarkan biaya yang cukup besar. Sebab, mereka bisa membuka cabang lewat layanan cloud kitchen ini. "Jadi, tujuan kami ingin mengakselerasi mereka (merchant) dan mengajak mereka untuk tumbuh bersama kami," katanya.

(Baca: Potensinya Besar, Gojek dan Grab Akan Bersaing di Bisnis Cloud Kitchen)

Pada kesempatan yang sama, Head of GrabFood Demi Yu mengatakan bahwa GrabKitchen memegang peranan penting terhadap layanan GrabFood. Sebab, kedua layanan ini menggaet banyak pengguna di platform Grab.

Perusahaan bisa mengkaji, makanan apa saja yang diminati konsumen Indonesia di tiap-tiap wilayah lewat kedua layanan itu. Data-data tersebut bisa menjadi insight atau informasi khusus bagi mitra penjual dalam mengembangkan bisnisnya.

Ia juga menilai, GrabKitchen bisa menjadi sarana bagi pebisnis kuliner untuk berkreasi. "Jadi (potensi GrabKitchen) ini sangat besar bagi bisnis GrabFood dan ekosistem Grab secara keseluruhan," ujar Demi. Hanya ia enggan menjelaskan secara rinci terkait kontribusinya.

(Baca: Gojek Bakal Rambah Cloud Kitchen, Grab Perluas GrabKitchen ke Bali)

Sebelumnya, Chief Food Officer Gojek Grup Catherine Hindra Sutjahyo mengatakan, perusahaannya menjajaki layanan pemesanan makanan berbasis komputasi awan atau cloud kitchen. Namun, ia enggan merinci bisnis anyar tersebut.

Dia hanya mengatakan bahwa layanan itu akan lebih dulu hadir di Indonesia. “Kami sangat excited (dengan cloud kitchen). Kami mulai di Indonesia. Kami lihat kontribusinya (terlebih dulu) di Tanah Air,” kata dia, beberapa waktu lalu (19/9).

Riset Nielsen Singapura menunjukkan, bisnis pemesanan makanan siap santap cukup potensial saat ini. Tidak heran Gojek dan Grab menyediakan layanan GoFood dan GrabFood, juga cloud kitchen.

Executive Director of Consumer Insights Nielsen Singapura Garick Kea menyampaikan, GoFood dan GrabFood menjadi layanan yang kian digemari konsumen di Indonesia, khususnya di perkotaan. “Pangsa pasarnya besar. Peluang untuk ekspansi juga,” kata dia.

Garick mengatakan bahwa penetrasi internet mencapai 64,8% dari total penduduk Indonesia. Pertumbuhan masyarakat kelas menengah cukup pesat di Tanah Air.

Kemudian, ada banyak pekerja kantor yang memesan makanan melalui aplikasi. “Terutama eksekutif muda. Semakin banyak masyarakat Indonesia yang masuk kelas menengah, rela membayar lebih supaya mereka punya waktu lebih banyak,” katanya.

(Baca: Google: Potensi Pasar yang Diperebutkan Gojek dan Grab Rp 83,8 Triliun)

Reporter: Cindy Mutia Annur

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...