IHSG Diramal Naik Meski Nasib Perang Dagang Belum Jelas
Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini, Kamis (21/11) diprediksi naik secara teknikal, meski investor masih menanti kejelasan terkait peluang perdamaian perang dagang. Pada perdagangan kemarin, IHSG berhasil ditutup naik tipis 0,05% ke level 6.155,11.
Analis Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi mengatakan bahwa investor pasar modal masih khawatir soal kesepakatan fase pertama antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok yang semakin jauh. Pasalnya, Senat AS dikabarkan meraih suara yang bulat mengesahkan rancangan undang-undang (RUU) yang bertujuan mendukung pengunjuk rasa di Hong Kong.
"Tiongkok mengancam untuk memaksakan pembalasan yang tidak ditentukan, jika RUU disahkan menjadi hukum dan mendesak AS agar tidak mencampuri urusan Hong Kong," kata Lanjar dalam risetnya hari ini.
(Baca: Ditopang Sektor Agribisnis, IHSG Ditutup Menguat 0,05%)
Dia memperkirakan secara teknikal IHSG akan naik dengan level support resistance di kisaran 6.125-6.200. Laju IHSG akan semakin optimis jika bisa menembus level 6.150 karena akan menguji resistance di 6.200.
Selain itu, saat ini pasar juga akan cenderung wait and see jelang rilis risalah dari pertemuan Fed. Untuk diketahui juga, hari ini Bank Indonesia bakal mengumumkan suku bunga acuan. Sepanjang tahun ini BI sudah menurunkan suku bunga hingga 100 basis poin menjadi 5,00%.
Menurut Lanjar, saham-saham yang masih menarik secara teknikal di antaranya Tunas Baru Lampung (TBLA), Salim Ivomas Pratama (SIMP), Charoen Pokphand Indonesia (CPIN), Bank CIMB Niaga (BNGA), Bank Permata (BNLI), Telekomunikasi Indonesia (TLKM), Pakuwon Jati (PWON), Summarecon Agung (SMRA), United Tractors (UNTR), Mitra Keluarga Karya Sehat (MIKA), dan AKR Corporindo (AKRA).
(Baca: Transaksi Harian Bursa Kecil, Investor Tunggu Kejelasan Perang Dagang)
Senada, analis Binaartha Sekuritas, M. Nafan Aji Gusta juga memprediksi IHSG hari naik. "Ada potensi penguatan lanjutan pada pergerakan IHSG hari ini sehingga berpeluang menuju ke area resistance," katanya.
Menurutnya, area resistance pertama maupun kedua memiliki rentang di level 6.177,66 hingga 6.217,55. Sementara, support pertama maupun kedua memiliki rentang pada 6.119,42 hingga 6.086,00.
Adapun sejumlah rekomendasi saham yang dapat menjadi pertimbangan investor, antara lain Eagle High Plantation (BWPT), Elnusa (ELSA), Erajaya Swasembada (ERAA), Medco Energi International (MEDC), Pembangunan Perumahan (PTPP), Ramayana Lestari Sentosa (RALS), WIKA Bangunan Gedung (WEGE), dan Waskita Beton Precast (WSBP).
(Baca: Pasar Tunggu Kebijakan BI dan The Fed, Rupiah Melemah)