Rupiah Melemah Terimbas Perang Dagang Baru AS ke Brasil dan Argentina
Nilai tukar rupiah melemah ke posisi Rp 14.125 per dolar Amerika Serikat (AS), setelah sempat menguat 0,05% 0,05% ke level Rp 14.117 per dolar AS pada pembukaan pasar pagi ini. Pelemahan rupiah merespons kekhawatiran global, seiring dengan wacana AS mengenakan tarif barang ke Brasil dan Argentina.
Tak hanya rupiah, mayoritas mata uang Asia pun terpantau melemah. Mengutip Bloomberg, yen Jepang turun 0,07%, dolar Hong Kong 0,02%, dolar Singapura 0,04%, won Korea Selatan 0,37%, peso Filipina 0,14%, yuan Tiongkok 0,06%, dan baht Thailand 0,02%.
Meski demikian, dolar Taiwan, rupee India, dan ringgit Malaysia masih menguat, masing-masing sebesar 0,01%, 0,1% dan 0,1%.
(Baca: Picu Ketegangan Baru, AS Kenakan Tarif Baja ke Brasil dan Argentina)
Vice President Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, ketegangan kembali membayangi perekonomian global. "AS melebarkan perang dagangnya dengan Brasil dan Argentina," kata Tjendra kepadata katadata.co.id, Selasa (3/12).
Presiden AS Donald Trump sebelumnya melontarkan pernyataan mengejutkan mengenai tarif impor atas produk baja dan alumunium Brasil dan Argentina. Kebijakan ini disinyalir merupakan balasan atas pelemahan mata uang kedua negara hingga merugikan petani AS.
Dengan sentimen ini, mata uang Negeri Paman Sam pun semakin berjaya. Saat berita ini ditulis, indeks dolar AS naik 0,07% ke level 97.92.
(Baca: Prospek Brexit Tak Jelas, Rupiah Melemah ke 14.125 per Dolar AS)
Tjendra menilai, hal ini menciptakan ketegangan dagang baru ini pun langsung menambah kekhawatiran pasar terlebih saat negosiasi dagang As dan Tiongkok belum juga mencapai kesepakatan. "Padahal, pasar masih mengkhawatirkan prospek negosiasi dagang AS dan Tiongkok," ucap dia.
Maka dari itu, babak baru perang dagang AS dinilai bakal mendorong rupiah bergerak di atas level Rp 14.100 per dolar AS hari ini. Dengan potensi pergerakan di antara Rp 14.060 - 14.150 per dolar AS.