Jokowi Minta OJK dan BEI Bersihkan Pasar Modal dari Manipulator Saham
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar tahun 2020 dapat menjadi momentum bagi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk membersihkan pasar modal dari para manipulator. Menurutnya, para manipulator tersebut kerap menggoreng harga saham di bursa.
“Yang Rp 100 tadi dipoles-poles jadi Rp 1.000. Hati-hati. Bersihkan dan hentikan ini,” kata Jokowi di gedung BEI, Jakarta, Kamis (2/1).
Menurutnya, tindakan para manipulator tersebut kerap kali merusak kepercayaan para investor, baik di dalam maupun luar negeri. Padahal, pemerintah terus berupaya menjaga kepercayaan para penanam modal.
(Baca: Perdagangan Perdana 2020, IHSG Diprediksi Lanjutkan Penurunan)
Presiden menyatakan, Indonesia telah diakui dunia sebagai the most preferred emerging market 2020, mengalahkan Tiongkok, India, dan Brazil. Berdasarkan survei Bloomberg, obligasi dan saham di Indonesia juga menempati peringkat tertinggi di antara negara-negara emerging market.
Hal ini ditunjukkan dengan kinerja pasar modal pada tahun lalu, yang mana ada 55 perusahaan baru yang mencatatkan sahamnya di bursa. Selain itu, penggalangan dana jangka panjang melalui BEI mencapai Rp 877 triliun.
“Kepercayaan itu jangan hilang gara-gara tadi ada manipulator yang mengambil untung untuk dirinya sendiri,” kata Jokowi.
(Baca: Jumlah Perusahaan yang IPO Turun, 2020 BEI Pasang Target Konservatif)
Dia lantas menegaskan kembali agar semua pihak menjaga kepercayaan di pasar modal yang telah dibangun selama ini. Pasar modal Indonesia, lanjutnya, harus bersih, berintegritas, dan berani.
Dia menilai hal tersebut penting untuk membawa BEI lebih baik dan maju ke depannya. “Mungkin awal-awal ada goncangan sedikit-sedikit, tapi jangka menengah dan jangka panjang pasti akan lebih baik,” ucapnya.