Mentan Bakal Teken Nota Kesepahaman Ekspor Beras ke Tiongkok Februari
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan tengah mematangkan rencana ekspor beras ke Tiongkok. Adapun penadatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) ekspor beras ke Negeri Panda akan dilakukan pada Februari 2020.
Syahrul menjelaskan, saat ini Tiongkok telah membuka diri untuk mengimpor beras dari Indonesia. Dalam waktu dekat, negara itu akan mengirim spesifikasi beras yang diperlukan dari Indonesia.
(Baca: Kementerian Pertanian Jajaki Ekspor 100 Ribu Ton Beras ke Tiongkok)
"Februari akan melakukan MoU konkret terkait spesifikasi dan pasar yang dibutuhkan. Tapi mereka sudah membuka diri," kata dia di Jakarta, Rabu (8/1).
Lebih lanjut, Syahrul menjelaskan kuota ekspor baru akan ditentukan dalam MoU yang akan diteken nanti. Dari kerja sama ini, Mentan sebelumnya berharap bisa mengekspor 100 ribu ton beras ke Tiongkok.
Oleh karena itu, pihaknya juga akan berupaya menggenjot produksi beras.
(Baca: Pemerintah Siap Ekspor Beras hingga Ayam ke Arab Saudi)
Sebelumnya, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan, Agung Hendriadi menargetkan produksi beras pada tahun ini meningkat mencapai tiga juta ton per bulan. Peningkatan itu diharapkan tercapai seiring dengan tingginya curah hujan.
"Minimal tiga juta ton per bulan beras kalau konsumsi kita 2,5 juta ton karena area luas tanamnya meningkat saat musim hujan," kata dia.
Hingga saat ini produktivitas padi Indonesia tercatat masih lebih kecil dibandingkan dengan Vietnam. Data Outlook Padi 2016 Kementerian Pertanian menunjukkan bahwa produktivitas padi Indonesia 2010-2014 hanya mencapai 5,7 ton per hektare (Ha), di atas produktivitas padi dunia sebanyak 4,47 ton per hektare.
Sedangkan produktivitas padi Vietnam bisa mencapai 6,67 ton per hektare. Meskipun lahan pertanian padi di Vietnam tidak sebesar Indonesia, namun produktivitasnya lebih tinggi.
Ekspor ke Arab Saudi
Wacana ekspor beras sebelumnya juga telah terdengar. Pemerintah pekan lalu menyatakan tengah mendorong ekspor beras ke Arab Saudi.
Pasalnya, saat ini Arab Saudi masih mengimpor kebutuhan berasnya dari Thailand, India dan kawasan Amerika.
"Kita akan mengekspor beras ke Arab Saudi, paling tidak beras yang kita ekspor bisa digunakan untuk kebutuhan makan para jamaah haji dan umrah di sana," kata Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Perdagangan dan Hubungan Internasional Banun Harpini dikutip dari siaran pers, Jumat (13/12).
(Baca: Curah Hujan Tinggi, Kementan Target Produksi Beras 3 Juta Ton/Bulan )
Selain beras, Indonesia juga akan mengekspor komoditas unggas, ayam, dan produk olahan ayam, termasuk ayam beku juga akan diekspor ke Arab Saudi. Saat ini, sumber ayam di Negara Minyak tersebut masih didapat dari Brasil, yang mana sebagian pasokanntya mengandung salmonella.