Bergerak Fluktuatif Seharian, IHSG Turun 0,11% Ditekan Sektor Agri
Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa (21/1) bergerak fluktuatif sepanjang hari. Namun indeks ditutup di zona merah dengan turun 6,89 poin atau 0,11% ke level 6.238,15.
Turunnya indeks terutama didorong oleh kinerja saham-saham di sektor agri atau pertanian yang turun 1,98%. Saham Astra Agro Lestari Tbk (AALI) memimpin koreksi sektor ini dengan turun 1,98% menjadi Rp 12.350 per saham, diikuti saham BISI International Tbk (BISI) yang anjlok hingga 20,57% menjadi Rp 830 per saham.
Saham sektor properti juga ikut menekan laju koreksi indeks dengan turun 1,17%. Beberapa saham yang menyebabkan koreksi sektor ini turun di antaranya Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) yang turun 5,14% menjadi Rp 1.200 per saham, serta Waskita Karya Tbk (WSKT) yang turun 3,27% menjadi Rp 1.330 per saham.
Meski begitu, saham-saham di sektor infrastruktur sedikit menghambat laju koreksi indeks dengan kenaikan sebesar 1,04%. Kenaikan sektor ini dipimpin oleh saham Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang melesat naik 2,1% menjadi Rp 3.890 per saham, serta Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) yang naik 5,05% menjadi Rp 1.145 per saham.
(Baca: IHSG Naik Tipis 0,03% di Tengah Bursa Asia yang Tumbang Diserang Virus)
Adapun pada perdagangan hari ini, total nilai perdagangan saham mencapai Rp 6,09 triliun dari 11,11 miliar saham yang ditransaksikan sebanyak 432.576 kali oleh investor. Sebanyak 145 saham harganya naik, 257 saham turun, dan selebihnya tidak mengalami perubahan harga alias stagnan.
Sementara itu investor asing mencatatkan beli bersih (net buy) saham di seluruh pasar sebesar Rp 220,95 miliar. Namun catatan tersebut lantaran asing banyak memborong saham di pasar negosiasi/tunai hingga mencapai Rp 663,8 miliar, sedangkan di pasar reguler asing banyak menjual sahamnya (net sell) hingga Rp 442,99 miliar.
Saham yang menjadi incaran investor asing di pasar negosiasi/tunai yaitu Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) dengan net buy sebesar Rp 527,8 miliar. Harga saham ini ditutup naik 1,98% menjadi Rp 206 per saham.
Sedangkan di pasar reguler, saham yang menjadi sasaran jual investor asing yaitu Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp 458,19 miliar. Adapun, harga saham bank swasta terbesar di Indonesia ini ditutup turun 0,07% menjadi Rp 34.150 per saham.
(Baca: IHSG Diprediksi Lanjutkan Pelemahan, Saham Beberapa BUMN Direkomendasi)
Dengan kinerja IHSG tersebut, seluruh bursa saham di Asia hari ini kompak bergerak turun. Adapun indeks Hang Seng memimpin koreksi bursa Asia dengan turun 2,81%, diikuti indeks Shanghai Composite yang turun 1,41%, kemudian Kospi turun 1,01%, Strait Times 1%, dan Nikkei 225 turun 0,91%.
Ada beberapa sentimen yang mempengaruhi kinerja bursa Asia seperti wabah virus corona jenis baru di Tiongkok yang membuat investor khawatir akan berkembang menjadi pandemik seperti pengalaman SARS pada 2003 silam. Analis menilai jika ini berkembang seperti SARS, dampak ekonominya akan sangat signifikan.
Selain itu, lembaga rating internasional Moody's memutuskan untuk menurunkan peringkat surat utang Hong Kong dari Aa2 dengan outlook stable menjadi Aa3 outlook negative. Keputusan ini didorong oleh kondisi keamanan di Hong Kong yang masih diliputi unjuk rasa yang berkembang anarkis dan belum menunjukkan tanda-tanda adanya jalan keluar.
(Baca: Investor Ambil Untung, Rupiah Melemah ke Rp 13.669 per Dolar AS)