Korban Meninggal Virus Corona di Tiongkok Kembali Naik Jadi 170 Orang
Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok melaporkan jumlah korban virus corona di negaranya naik menjadi 170 orang dari laporan jumlah korban sehari sebelumnya yang mencapai 132 orang. Otorita setempat juga mencatat, pasien yang terinfeksi virus mencapai 7.711 orang.
Seiring dengan maraknya penyebaran virus, beberapa negara mengevakuasi warganya dari kota Wuhan yang diduga sebagai pusat endemik, untuk mencegah penyebaran virus.
Dikutip dari Reuters, Hampir seluruh kasus kematian virus corona berasal dari provinsi Hubei, Tiongkok bagian tengah. Virus itu terdeteksi muncul sekitar akhir Desember 2019 di pasar hewan liar di Wuhan.
Hingga saat ini, virus tersebut diketahui telah menjangkiti 15 negara lain dengan 104 kasus yang dikonfirmasi. Tetapi tidak ada kasus kematian yang dilaporkan di luar Tiongkok.
Kota Wuhan yang berpenduduk 11 juta jiwa tersebut kini terisolir. Pemerintah Tiongkok membatasi akses transportasi guna mencegah penyebaran virus antara manusia.
(Baca: Wabah Virus Corona Meluas, WHO Pertimbangkan Tetapkan Darurat Global)
Menteri Komisi Kesehatan Nasional China Ma Xiaowei mengatakan, virus tersebut menular selama inkubasi, yang tidak terjadi pada Sindrom Pernafasan Akut (SARS). Virus ini muncul di Tiongkok dan menewaskan sekitar 800 orang pada 2002-2003.
Komite Darurat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, akan mengadakan pertemuan hari ini guna memutuskan apakah wabah corona Tiongkok bakal ditetapkan sebagai kondisii darurat global.
WHO sebelumnya enggan menetapkan kondisi darurat kesehatan global, lantaran meyakini penyebaran virus dapat ditangani pemerintah Tiongkok.
Evakuasi Warga
Penyebaran virus corona yang kian masif membuat sejumlah negara mengevakuasi warganya keluar dari negara tersebut.
Korea Selatan akan memulangkan 700 warganya dari Wuhan dengan penerbangan evakuasi yang akan dimulai malam ini.
(Baca: Wuhan Diisolasi, RI Gandeng Australia dalam Proses Evakuasi WNI)
Australia, Singapura dan Selandia Baru akan mengkarantina semua pengungsi terlepas dari apakah mereka menunjukkan gejala penyakit atau tidak selama dua pekan. Sementara Amerika Serikat dan Jepang merencanakan isolasi sukarela untuk sementara waktu.
Tak ketinggalan, pemerintah Indonesia juga berupaya segera mengevakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, pemerintah sedang berkoordinasi dengan Tiongkok terkait upaya evakuasi.
Retno menjelaskan proses evakuasi terhambat karena saat ini pemerintah Tiongkok mengisolasi kota Wuhan untuk menghentikan penyebaran virus corona. Untuk melobi pemerintah Tiongkok, RI menggandeng kerja sama dengan Australia yang juga sedang dalam proses evakuasi warga negaranya.
"Saya hampir tiap hari koordinasi dengan Menlu Australia tapi belum dapat evakuasi. Tapi kami akan terus belajar bagaimana dnegan cepat mengevakuasi masing-masing negara," kata Retno dalam Indonesia Data and Economic Conference (IDE 2020) yang diselenggarakan oleh Katadata di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta, Kamis (30/1).
(Baca: Ratusan Kamar Hotel Pelat Merah Inna Group Kosong Akibat Virus Corona)
Dia mengungkapkan, saat ini tercatat sudah lebih dari 243 WNI yang ada di Wuhan. Jumlah tersebut masih belum pasti karena masih ada kemungkinan WNI yang belum melaporkan keberadaannya.
Adapun Retno menjelaskan, jika evakuasi telah dilakukan, nantinya kewenangan akan beralih kepada Menteri Kesehatan. "Nanti setelah mereka sampai akan ada masa inkubasi selama 14 hari, lalu dari informasi yang saya dapat mereka akan dikarantina," kata dia.