Virus Corona Merebak Dorong Rupiah Melemah ke Level Rp 13.656/ US$
Nilai tukar rupiah melemah 0,17% ke level Rp 13.656 per dolar AS pada perdagangan sore hari ini, Kamis (30/1). Pelemahan nilai tukar terjadi seiring dengan kekhawatiran pasar akan merebaknya virus corona.
Mengutip Bloomberg, mayoritas mata uang Asia terpantau melemah. Won Korea Selatan memimpin pelemahan nilai tukar dengan penurunan sebesar 0,68%, diikuti dolar Taiwan 0,56%, dolar Singapura turun 0,14, peso Filipina 0,27%, rupee India 0,39%, ringgit Malaysia 0,22%, dan baht Thailand 0,49%.
(Baca: Korban Meninggal Virus Corona di Tiongkok Kembali Naik Jadi 170 Orang)
Sementara beberapa mata uang Asia masih menunjukkan penguatan terhadap dolar AS seperti yang dialami Yen Jepang naik 0,1%, dolar Hong Kong 0,06%, dan yuan Tiongkok 0,46%.
Adapun berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR, rupiah berada di level Rp 13.652 per dolar AS, turun 18 poin dibandingkan level kemarin.
Direktur PT. TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, penyebaran virus corona kini semakin liar. Hingga saat ini, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO belum mendeklarasikan penyebaran virus corona sebagai kondisi darurat internasional, kendati jumlah korban terus bertambah.
"Namun dengan penyebarannya begitu cepat dan semakin luas, WHO membuka kemungkinan ke arah sana," kata Ibrahim kepada Katadata.co.id, Kamis (30/1).
Menurut otoritas kesehatan Tiongkok, hingga hari ini tercatat ada 170 korban meninggal akibat virus corona dan lebih dari 7 ribu orang terinfeksi. Khawatir dengan virus yang terus merebak, sejumlah negara bahkan berinisiatif memulangkan warganya dari Wuhan, Tiongkok.
(Baca: Rupiah Berpotensi Menguat Usai Fed Menahan Suku Bunga)
WHO akan melakukan rapat tertutup untuk membahas perkembangan virus corona. Rapat tersebut akan memutuskan apakah penyebaran virus corona bisa ditetapkan sebagai darurat internasional.
Selain menyebabkan kekhawatiran pada kesehatan, penyebaran virus corona juga dikhawatikan berdampak terhadap perekonomian Negeri Panda.
Menurutnya, hasil riset S&P batu-baru ini menunjukkan virus corona akan memangkas pertumbuhan ekonomi Tiongkok sebesar 1,2%. Ketika perekonomian Tiongkok memburuk, maka kondisi ekonomi global berpotensi ikut menurun.
Sebab, Tiongkok merupakan negara dengan nilai ekonomi terbesar kedua di dunia setelah AS. Pertumbuhan ekonomi Tiongkok dapat turun menjadi 5%, atau bahkan lebih rendah jika wabah virus tak bisa ditangani dengan cepat.
"Dengan ini kemungkinan mendorong pembuat kebijakan untuk memperkenalkan langkah-langkah stimulus lebih lanjut," ujarnya.
Pada perdagangan besok, Ibrahim memperkirakan rupiah masih akan melemah. Meski begitu pelemahan akan tipis di level Rp 13.630 - Rp 13.690 per dolar AS.