Pertagas Mulai Bangun Pipa Minyak di Blok Rokan Tahun Ini
Pertamina Gas atau Pertagas siap memulai pembangunan pipa minyak di Blok Rokan pada tahun ini. Padahal induk usaha perusahaan, Pertamina, belum sepakat terkait masa transisi dengan Chevron selaku operator blok migas tersebut.
Direktur Utama pertagas Wiko Migantoro menyebut Chevron tidak keberatan dengan rencana perusahaan membangun pipa minyak di blok tersebut mulai tahun ini. Oleh karena itu, pihaknya telah memproses tahap awal konstruksi.
Salah satunya menentukan Final Investment Decision (FID). Jika proses FID rampung, maka proses pembangunan konstruksi bisa langsung dimulai.
"FID targetnya bulan ini selesai. Tidak perlu EPC, langsung konstruksi," ujar Wiko saat ditemui di Gedung DPR RI, Senin (10/2) malam.
Lebih lanjut Wiko mengatakan sebagian besar anggaran belanja modal (capex) perusahaan pada tahun ini akan dialokasikan untuk pembangunan pipa minyak tersebut. "Capex tahun ini US$ 280 juta, sebesar 90% untuk bangun pergantian pipa minyak Blok Rokan," kata Wiko.
Total investasi untuk pergantian pipa di Blok Rokan mencapai US$ 450 juta. "Rokan pengerjaan dua tahun, satu tahap tapi waktunya dua tahun, 2021 rampung," ujarnya.
(Baca: SKK Migas: Pertamina Tak Perlu Kaji Ulang Metode EOR di Blok Rokan )
Sedangkan sisa dari belanja modal akan digunakan untuk membiayai pembangunan pipa di Kuala Tanjung, pipa di Sumatera bagian tengah, dan pembangunan pipa Gresik-Semarang.
Pertamina mengganti pipa untuk mempertahankan produksi Blok Rokan ketika terjadi alih kelola dari Chevron pada 2021 mendatang. Pertamina khawatir produksi Blok Rokan turun ketika dikelola oleh perusahaan plat merah tersebut.
Pertamina juga telah resmi membentuk anak usaha baru, yakni PT Pertamina Hulu Rokan. Anak usaha baru ini yang nantinya akan mengambil alih pengelolaan Blok Rokan setelah kontrak dengan Chevron berakhir.
Meski begitu, Pertamina menyatakan kesulitan untuk memulai investasi di Blok Rokan pada tahun ini. Sebab, perusahaan migas pelat merah tersebut baru dapat berinvestasi ketika alih kelola dengan Chevron Pacific Indonesia pada Agustus 2021.
Padahal Pertamina telah menyiapkan investasi untuk mengebor sekitar 20 sumur tahun ini. Berdasarkan data, Blok Rokan merupakan blok minyak terbesar di Indonesia. Blok migas seluas 6.220 kilometer ini memiliki 96 lapangan dengan tiga lapangan memiliki potensi minyak yang baik yaitu Duri, Minas dan Bekasap.
Blok Rokan tercatat telah beroperasi selama 68 tahun atau sejak 1952. Dengan dikelolanya Blok Rokan oleh Pertamina mulai 9 Agustus 2021 mendatang, maka kontribusi produksi minyak Pertamina dibandingkan produksi minyak nasional akan meningkat dari 48% di tahun 2019 menjadi 60% di tahun 2021.
(Baca: Bos Pertamina Mengeluh Sulit Transisi di Blok Rokan Tahun Ini)