Banyak Perusahaan Minta Kembalian Pajak, Penerimaan Januari Turun 6,9%

Agatha Olivia Victoria
20 Februari 2020, 12:58
penerimaan pajak, sri mulyani, restitusi
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencatat penerimaan pajak Januari 2020 baru mencapai 4,88% target tahun ini.

Kementerian Keuangan mencatat penerimaan pajak pada Januari 2020 sebesar Rp 80,22 triliun atau baru mencapai 4,88% target tahun ini sebesar Rp 1.642,57 triliun. Peningkatan restitusi atau pengembalian kelebihan bayar pajak menjadi penyebab penerimaan yang minim di awal tahun ini.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan kinerja penerimaan pajak tersebut turun 6,86% dibanding periode yang sama tahun lalu. Selain peningkatan restitusi, penurunan penerimaan pajak juga disebabkan anjloknya penerimaan pajak penghasilan atau PPh Migas akibat pergeseran waktu pembayaran.

Advertisement

"PPh migas itu Rp 2,9 triliun, pajak nonmigas Rp 77,3 triliun," kata Menteri Keuangan dalam Konferensi Pers di kantornya, Jakarta, Rabu (19/2).

Berdasarkan data APBN Kita, realisasi PPh migas tersebut anjlok 53% dibanding periode yang sama tahun lalu. Sementara dari keseluruhan pajak nonmigas Rp 77,3 triliun, hanya komponen PPh yang turun 7,39% menjadi Rp 46,9 triliun. 

Pajak Pertambahan Nilai  atau PPN dan Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah atau PPnBM masih tumbuh 3,78% menjadi Rp30,46 triliun, sedangkan pajak bumi bangunan atau PBB dan lainnya naik 2,05% menjadi Rp 640 miliar.

(Baca: Belanja dan Penerimaan Negara Merosot, Defisit APBN Januari Rp 36 T )

Penurunan PPh nonmigas terutama disebabkan oleh anjloknya penerimaan PPh badan sebesar 29,34% menjadi Rp 6,92 triliun. Ini  disebabkan meningkatnya restitusi di awal tahun.

"Mengingat saat ini masih berada permulaan tahun dan PPh Badan merupakan pajak yang bersifat angsuran, kami optimis kinerja penerimaan PPh badan akan membaik dalam beberapa bulan ke depan," terang Sri Mulyani.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement