BI Pangkas Bunga Acuan, Rupiah Melemah ke 13.775 Per Dolar AS
Nilai tukar rupiah pada perdagangan sore ini melemah 0,40% ke posisi Rp 13.775 per dolar AS. Rupiah melemah di saat Bank Indonesia dan bank sentral Tiongkok mengumumkan pemangkasan suku bunga acuan guna mendorong ekonomi yang terdampak wabah virus corona.
Bank Sentral Tiongkok atau PBOC pada hari ini memangkas suku bunga pinjaman atau loan prime rate (LPR) untuk jangka waktu satu tahun dari 4,15% menjadi 4,05% dan jangka waktu lima tahun dari 4,8% menjadi 4,75%. LPR merupakan suku bunga yang diberlakukan oleh bank komersial di Tiongkok pada debitur terbaik mereka, serta berfungsi sebagai acuan untuk pinjaman lain.
Senada, BI juga memangkas suku bunga acuanya atau BI 7 days reverse repo rate sebesar 0,25% menjadi 4,75%. Pemangkasan suku bunga dilakukan guna mengantisipasi dampak perlambatan ekonomi akibat wabah virus corona (covid-19).
Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dolar Rate atau JISDOR yang ditetapkan dan diumumkan di situs BI pukul 10.00 WIB menempatkan rupiah di posisi Rp 13.735 per dolar AS, melemah dari posisi kemarin Rp 13.717 per dolar AS.
(Baca: Tangkal Dampak Virus Corona ke Ekonomi, BI Pangkas Bunga Acuan 0,25%)
Mayoritas mata uang Asia juga melemah terhadap dolar AS. Mengutip Bloomberg, Yuan Tiongkok melemah 0,27%, ringgit Malaysia 0,48%, baht Thailand 0,72%, peso Filipina 0,16%, rupee India 0,06%, won Korea 0,76%, dolar Taiwan 0,44%. Lalu dolar Singapura lesu 0,08%, dolar Singapura 0,38%, dan yen Jepang 0,34%.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menjelaskan, rupiah pada perdagangan hari ini juga dipengaruhi oleh sentimen kebijakan Bank Sentral AS, The Federal Reserve yang mengindikasikan tak akan mengubah kebijakan suku bunga hingga beberapa bulan ke depan. Hal ini termuat dalam risalah pertemuan terbaru bank sentral tersebut.
Selain itu, Tiongkok juga melaporkan penurunan jumlah kasus infeksi baru dan kematian akibat virus corona. "Tetapi banyak investor yang mengatakan tetap berhati-hati karena virus ini telah menyebabkan kematian pada sedikitnya 2.000 orang dan menyebar ke 24 negara lainnya." ujar Ibrahim, Kamis (20/2).
Sementara itu, sentimen dari dalam negeri hanya dipengaruhi oleh kebijakan BI. Efek penurunan suku bunga diperkirakan berdampak positif terhadap perdagangan rupiah besok.
(Baca: Korban Tewas Corona Capai 2.120 Orang, Jumlah Kasus Baru Menyusut)
Ia memperkirakan rupiah akan dibuka menguat, berbanding terbalik dari hari ini yang dibuka melemah sebagaimana terlihat dalam databoks di bawah ini.
"Rupiah akan diperdagangkankan di antara Rp 13.725 hingga Rp 13.790 per dolar AS pada besok,," kata Ibrahim.
Gubernur BI Perry Warjiyo sebelumnya menjelaskan rupiah pada bulan ini cenderung melemah akibat sentimen dari perkembangan virus corona. Namun, rupiah diperkirakan bakal tetap stabil pada sepanjang tahun ini.