Empat Investor Tertarik Beli Anak Usaha Jiwasraya

Image title
20 Februari 2020, 00:48
strategi penyelamatan jiwasraya
Jiwasraya.co.id
Jiwasraya akan meninjau kembali semua bisnis modelnya dan mendesain ulang produk-produk asuransi yang ada saat ini.

Manajemen PT Asuransi Jiwasraya (Persero) menyusun skema final pembenahan kondisi keuangan perusahaan yang tidak sehat. Salah satunya, menjual anak usaha PT Jiwasraya Putra (Lotus Putra) kepada investor strategis. 

Dalam materi paparan Jiwasraya kepada DPR, Direktur Utama Jiwasraya Hexana Tri Sasongko menyebut ada empat calon investor strategis yang telah mengajukan non-binding offer (NBO). Rinciannya tiga investor dari kawasan Asia dan satu investor dari dalam negeri.

Rencananya, perjanjian jual-beli (SPA) pada Mei 2020. Pada akhir bulan itu, perseroan menargetkan sudah terjadi perubahan pemegang saham Lotus Putra dan injeksi kapital.

(Baca: Rekening Diblokir Kejaksaan, OJK Pastikan Wanaartha Tetap Beroperasi)

Kantor Jasa Penilai Publik tengah memfinalkan valuasi Lotus Putra. Selain itu, Jiwasraya juga tengah memfinalisasi struktur transaksi yang diajukan oleh preferred bidders.

"Jiwasraya perlu penyelesaian secara fundamental," kata Hexana usai menggelar rapat dengan Komisi VI DPR di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (19/2).

Selain menjual anak usaha, Hexana mengatakan Jiwasraya akan meninjau kembali semua bisnis modelnya dan mendesain ulang produk-produk asuransi yang ada saat ini. Selain itu, Jiwasraya akan melakukan restrukturisasi pada portofolio investasi yang menyebabkan ekuitasnya negatif.

Jiwasraya banyak  berinvestasi pada instrumen saham dan reksa dana saham. Bahkan, perusahaan menempatkan investasi senilai Rp 13 triliun di saham-saham yang berafiliasi dengan Heru Hidayat dan Benny Tjokrosaputro. Keduanya merupakan tersangka dalam kasus dugaan korupsi pada Jiwasraya.

(Baca: Rekening Diblokir Kejaksaan, OJK Pastikan Wanaartha Tetap Beroperasi)

Hingga September 2019, Jiwasraya memiliki total aset Rp 25,68 triliun sedangkan total liabilitas perusahaan sebesar Rp 49,60 triliun.  Sehingga Jiwasraya memiliki ekuitas negatif hingga Rp 23,92 triliun.

Pengamat asuransi yang merupakan eks Direktur Utama Jamsostek Hotbonar Sinaga sebelumnya memberikan masukan untuk penyelamatan Jiwasraya. Dia menyarankan Jiwasraya mendorong pertumbuhan organik dan membentuk induk usaha (holding) asuransi.

Ia menjelaskan, pertumbuhan organik bisa dilakukan di antaranya dengan menjual produk asuransi baru. Produk asuransi yang dinilainya prospektif yaitu yang menjamin kecelakaan di luar jam kerja.

Sedangkan pembentukan holding asuransi bisa jadi inisiatif Kementerian BUMN sebagai pemegang saham. Nantinya, holding asuransi bisa mencari pendanaan dari lembaga keuangan luar negeri. Dana tersebut kemudian langsung disalurkan ke Jiwasraya sebagai anak usaha sebagai pinjaman subordinasi.

(Baca: Kejagung Temukan Kerugian Negara Kasus Jiwasraya Bengkak Jadi Rp 17 T)

Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...