Moody’s, Pemeringkat Milik Warren Buffet Koreksi Ekonomi Indonesia

Pingit Aria
9 Maret 2020, 09:47
Warga berjalan dengan latar belakang gedung bertingkat di kawasan Jalan Jendral Sudirman, Jakarta, Senin (27/1/2020).
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Warga berjalan dengan latar belakang gedung bertingkat di kawasan Jalan Jendral Sudirman, Jakarta, Senin (27/1/2020). Moody's memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2019 sebesar 4,8%.

Lembaga pemeringkat Moody’s menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 4,9% menjadi 4,8% pada tahun ini. Virus corona menjadi pemicu koreksi tersebut karena menyebabkan perlambatan aktivitas ekonomi global.

“Risiko resesi global telah meningkat. Semakin lama wabah ini terjadi akan mempengaruhi kegiatan ekonomi, permintaan terganggu dan mengarah ke resesi,” demikian tertulis dalam laporan Moody’s Investors Service berjudul Global Macro Outlook 2020-21, Jumat (6/3) lalu.

Moody’s Corporation (NYSE: MCO) adalah induk dari Moody’s Investor Service yang menyediakan jasa analisis keuangan dan analisis atas lembaga usaha dan lembaga pemerintah. Perusaahan ini juga memberikan peringkat atas kelayakan kredit dari peminjam dengan menggunakan peringkat standar.

Perusahaan ini memiliki kontribusi sekitar 40% terhadap pangsa pasar pemeringkat kredit dunia. Pesaing terdekatnya adalah Standard & Poor’s (S&P) dan Fitch Group.

(Baca: Kasus Suspek Corona Bertambah, Rupiah Melemah ke Level Rp 14.255)

Moody's didirikan pada tahun 1909 oleh John Moody. Lembaga yang juga turut memiliki Moody's ini termasuk Berkshire Hathaway milik Warren Buffet dan Davis Selected Advisers.

Pada January 1977, Moody's melakukan akuisisi atas 99% saham PT Kasnic Rating Indonesia dan menjadikannya sebagai anak perusahaan Moody's Corporation dengan nama PT Moody's Indonesia. Lembaga ini merupakan salah satu pemeringkat yang diakui oleh otoritas keuangan nasional, termasuk Bank Indonesia 

Ekonomi Global Lesu

Bukan hanya Indonesia, negara-negara G-20, prediksi pertumbuhan ekonominya hanya 2,1%, turun 0,3% dari angka perkiraaan sebelumnya. Pelemahan ekonomi, terutama akan dirasakan oleh Tiongkok, tempat wabah virus tersebut bermula.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...