Utang Jatuh Tempo di Tengah Pandemi, Ini Strategi BTN dan Bank Mandiri

Image title
30 April 2020, 06:00
Ilustrasi, kantor pusat PT Bank Tabungan Negara Tbk. Menghadapi utang obligasi jatuh tempo, BTN percaya diri dengan kekuatan likuiditasnya, sementara Bank Mandiri akan menempuh strategi penerbitan obligasi.
Ilustrasi, kantor pusat PT Bank Tabungan Negara Tbk. Menghadapi utang obligasi jatuh tempo, BTN percaya diri dengan kekuatan likuiditasnya, sementara Bank Mandiri akan menempuh strategi penerbitan obligasi.

Tak hanya menghadapi kemungkinan penyaluran kredit yang seret tahun ini imbas virus corona (Covid-19), bank berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga dihadapkan dengan utang obligasi jatuh tempo.

Berdasarkan data yang dikumpulkan dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), tercatat ada tiga bank BUMN yang menghadapi utang obligasi jatuh tempo dalam waktu dekat. Ketiga bank tersebut antara lain, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) dan PT Bank Mandiri Tbk.

Obligasi jatuh tempo paling banyak dicatatkan oleh BTN, yakni empat obligasi yang seluruhnya akan jatuh tempo Juli 2020 dengan total nilai Rp 5,37 triliun.

Tercatat dua obligasi akan jatuh tempo 8 Juli 2020, yakni Obligasi Berkelanjutan II BTN Tahap I Tahun 2015 Seri B senilai Rp 500 miliar dan Obligasi Berkelanjutan III BTN Tahap II Tahun 2019 senilai Rp 1,75 triliun.

Kemudian, dua obligasi akan jatuh tempo 13 Juli 2020, yakni Obligasi XIV BTN senilai Rp 1,65 triliun dan Obligasi Berkelanjutan III Tahap I Tahun 2017 Seri A senilai Rp 1,46 triliun.

Terkait utang obligasi jatuh tempo yang cukup besar ini, manajemen BTN percaya diri akan melunasi dengan mengandalkan kas internal. Direktur Keuangan, Perencanaan & Treasuri BTN Nixon Napitupulu mengungkapkan, BTN memiliki likuiditas yang sangat kuat untuk melunasi kewajiban obligasi jatuh tempo.

Ia menjelaskan, likuiditas BTN saat ini tercatat enam kali dari jumlah utang obligasi jatuh tempo tersebut. Artinya, BTN setidaknya memiliki kas segar sebanyak Rp 32,22 triliun, sehingga untuk pembayaran utang obligasi tidak menjadi masalah.

Besarnya likuiditas membuat bank spesialis Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ini yakin kondisi keuangan tetap aman, meski harus melunasi utang obligasi jatuh tempo dan melaksanakan restrukturisasi kredit debitur terdampak Covid-19 tahun ini.

(Baca: BTN Optimistis Laba Bersih Kembali ke Kisaran Rp 3 Triliun Tahun Ini)

Halaman:
Reporter: Agung Jatmiko, Muchammad Egi Fadliansyah
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...