Ancaman Gelombang Kedua Virus Corona dari Pelonggaran Lockdown & PSBB

Pingit Aria
13 Mei 2020, 17:17
Sejumlah supir angkutan kota berinteraksi di sudut Pasar 16 Ilir Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (13/5/2020). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memutuskan penetapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dua kota di Sumsel yang sudah menetapka
ANTARA FOTO/Feny Selly/foc.
Sejumlah supir angkutan kota berinteraksi di sudut Pasar 16 Ilir Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (13/5/2020). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memutuskan penetapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dua kota di Sumsel yang sudah menetapkan diri sebagai zona merah COVID-19 yaitu Kota Palembang dan Prabumulih untuk menekan penyebaran wabah.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan potensi gelombang kedua virus corona seiring dengan pelonggaran karantina untuk memulihkan perekonomian. Direktur WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan bahwa beberapa negara telah mengkonfirmasi kasus baru Covid-19 usai melonggarkan lockdown.

“Di Korea Selatan, bar dan klub ditutup kembali setelah ada kasus baru mengarah pada kontak yang terlacak di sana. Di Wuhan, Tiongkok, kelompok kasus pertama sejak lockdown diangkat telah teridentifikasi. Jerman juga telah melaporkan peningkatan kasus sejak pelonggaran karantina,” katanya pada Senin (11/5) lalu, dikutip dari CNBC.

Negeri Ginseng sendiri melonggarkan karantina setelah kebijakan tersebut terbukti mengurangi jumlah kasus dan nyaris menghentikan penularan lokal. Namun, Presiden Korea Selatan Mon Jae pada Selasa (12/5) lalu mempertimbangkan untuk kembali menerapkan karantina setelah kemunculan klaster baru Covid-19.

(Baca: Daftar 8 Kandidat Utama Vaksin Corona Menurut WHO)

Korea Selatan memulai pembatasan sejak awal Maret dan dilonggarkan pada 6 Mei lalu. Menurut laman statistik Worldometers, virus corona telah menginfeksi 10.962 orang di negara tersebut dengan penambahan 26 kasus baru pada Rabu (13/5).

Sedangkan Tiongkok, dua wilayah yakni Wuhan dan Shulan juga telah memberlakukan kembali karantina sejak Senin lalu. Tiongkok menerapkan lockdown pada 23 Januari dan melonggarkannya pada 8 April lalu. Sebanyak 82.926 orang di negara tersebut telah terinfeksi Covid-19, dengan tambahan tujuh kasus baru pada hari ini.

HEALTH-CORONAVIRUS/CHINA-WUHAN
HEALTH-CORONAVIRUS/CHINA-WUHAN (ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song/wsj/dj)

Ada pun Jerman, yang melonggarkan lockdown pada 4 Mei lalu, dalam dua hari terakhir mendapati peningkatan angka reproduksi kasus virus coronanya hingga melebihi satu. Itu artinya, satu orang terinfeksi virus corona dapat menularkan ke lebih dari satu orang.

Padahal, lockdown Jerman yang dimulai pada 23 Maret behasil menekan angka reproduksi Covid-19 menjadi 0,65 dengan didorong oleh pengujian masif. Virus corona telah menginfeksi 173.171 orang di negara tersebut, tanpa adanya tambahan kasus baru hari ini.

Tedros menambahkan, ketiga negara tersebut juga telah memperluas pengujian cepat dan pelacakan kontak untuk mengantisipasi datangnya gelombang kedua infeksi Covid-19. Ia pun mengimbau negara-negara lain yang berencana membuka kembali bisnisnya, agar lebih berhati-hati dalam mengatur kebijakan pembatasan.

Menurut Tedros, sebelum negara-negara di seluruh dunia melonggarkan karantina, pandemi virus corona harus dipastikan dalam kondisi terkendali terlebih dahulu, dalam artian sistem kesehatan global telah mampu mengatasi potensi kebangkitan virus corona.

“Banyak yang telah menggunakan waktu untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk menguji, melacak, mengisolasi dan merawat pasien, yang merupakan cara terbaik untuk melacak virus, memperlambat penyebaran, dan menghilangkan tekanan dari sistem kesehatan,” lanjut Tedros.

(Baca: WHO: Uji Coba Pengobatan Virus Corona Menunjukkan Data yang Positif)

Sejalan dengan Tedros, Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO Dr. Mike Ryan meminta negara-negara lain untuk meningkatkan kewaspadaan dengan meniru inisiatif ketiga negara tadi dalam menyikapi kedatangan baru kasus Covid-19. “Sangat penting bagi kami untuk mengangkat contoh negara-negara yang bersedia untuk membuka mata mereka,” katanya, mengutip New York Times.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...