Terdampak Corona, BNI Revisi Target Pertumbuhan Kredit Jadi Hanya 4%
Pandemi corona berdampak pada banyak sektor, termasuk perbankan. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) bakan merevisi target pertumbuhan kreditnya menjadi hanya 2-4% pada taun ini.
Sebelumnya, BNI menargetkan penyaluran kredit bisa tumbuh 10-12% pada 2020. Namun, Direktur BNI Tambok P Setyawati mencatat, beberapa analis memperkirakan pandemi Covid-19 masih akan terjadi hingga akhir tahun ini.
Karena itu, perusahaan akan berfokus memperbaiki aset di tengah pandemi virus corona. Dengan begitu, perusahaan akan lebih selektif dalam menyalurkan kredit mulai paruh kedua tahun ini, terutama pada sektor yang terkena dampak pandemi.
(Baca: Melonjak Tajam, BNI Restrukturisasi Kredit Rp 69 Triliun Hingga April)
“Segmen korporasi yang masih potensial yakni informasi, teknologi, consumer goods. Selain itu, yang berkaitan dengan kebutuhan pokok tentunya masih berpotensi,” kata Tambok saat konferensi pers secara virtual, kemarin (19/5).
Selain pertumbuhan kredit, Tambok mengatakan bahwa laba perseroan akan tertekan hingga akhir tahun. Laba BNI diperkirakan baru akan pulih atau recovery pada 2021. Hanya, labarnya tidak seagresif 2019.
“Ini tergantung terhadap pemulihan ekonomi yang diakibatkan oleh panemi corona,” ujarnya. (Baca: Tumbuh di Tengah Pandemi Corona, BNI Cetak Laba Kuartal I Rp 4,25 T)
Perusahaan pun bertekad menggencarkan pendapatan berbasis komisi (fee based income) dari transaksi digital banking. Kemudian, mengefisiensikan biaya operasional dengan membatasi kegiatan promosi dan entertainment lainnya.
Hingga 31 Maret lalu, penyaluran kredit BNI tumbuh 11,2% mencapai Rp 521,35 triliun. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit akhir 2019 yang hanya 4,1%.
Pertumbuhan kredit tersebut utamanya didorong oleh penyaluran pinjaman ke korporasi swasta yang naik 24,8% menjadi Rp 204,23 triliun. Lalu, kredit ke usaha kecil tumbuh 10,3% menjadi Rp 75,48 triliun.
Sedangkan kredit untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya hanya tumbuh 3,5% menjadi Rp 109,42 triliun. Selain itu, pinjaman untuk usaha menengah turun 3,2% menjadi Rp 2,34 triliun.
(Baca: Targetkan Pertumbuhan 12%, BNI Syariah Perluas Jangkauan KPR)