Strategi Pemerintah Pulihkan Industri Manufaktur Pasca PSBB

Image title
Oleh Ekarina
23 Mei 2020, 06:00
Pemerintah Pasang Strategi Pemulihan Industri Manufaktur Pasca PSBB.
ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/hp.
Pekerja membuat kostum Alat Pelindung Diri (APD) di Malang, Jawa Timur. Kementerian Perindustrian menargetkan pemulihan industri manufaktur bisa terjadi tiga bulan setelah PSBB.

Kinerja industri manufaktur Indonesia mengalami kontraksi mencapai titik terendah sepanjang sejarah. Namun, pemerintah berharap indeks manufaktur kembali meningkat ke level tertinggi tiga bulan setelah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berakhir.

Sejak kasus corona pertama kali diumumkan di Indonesia pada 2 Maret lalu, sejumlah daerah telah menerapkan PSBB untuk menekan potensi penularan virus. DKI Jakarta menjadi daerah pertama yang memberlakukan PSBB mulai 10 April 2020 dan hingga kini telah mengalami tiga kali perpanjangan.

Sementara itu, survei IHS Market mencatat, Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia periode April 2020 anjlok tajam ke level 27,5, lebih rendah dibanding Maret yang berada di posisi 45,3.

Anjloknya indeks manufaktur Indonesia April lalu tercatat sebagai yang terendah sepanjang sejarah atau dalam sembilan tahun periode survei. Ini terjadi seiring berkurangnya aktivitas dan output produksi selama pandemi corona serta pemberlakuan PSBB. 

Tak hanya itu, kinerja manufaktur Indonesia tercatat terendah di ASEAN, di bawah Myanmar dengan skor indeks sebesar 29,0 dan Singapura 29,3.

(Baca: Sektor Manufaktur Alami Kontraksi, Jokowi Pertimbangkan Stimulus)

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, pandemi corona telah memengaruhi permintaan konsumsi domestik. Padahal, 70% total produksi industri manufaktur terserap oleh pasar dalam negeri.

Ketika permintaan atau daya beli menurun, maka berdampak besar terhadap produksi barang. Besarnya impor serta pelemahan kurs, juga ikut mengakibatkan output menurun signifikan.

Padahal, jika dilihat sebelum corona masuk Indonesia, PMI Indonesia sempat mencatat skor tertinggi pada Februari 2020 yakni di level 51,9%.

"Kami menargetkan dalam tiga bulan setelah PSBB, PMI manufaktur kembali meningkat ke level 51,9. Pemerintah akan mendorong dengan berbagai macam strategi dan kebijakan agar PMI kembali ke level tertinggi," kata Agus dalam video conference beberapa waktu lalu.

Dengan selesainya PSBB, dia berharap sektor industri bisa kembali beroperasi. Dia pun optimistis industri manufaktur dapat pulih lebih cepat, bahkan dalam kondisi new normal.

(Baca: Imbas Corona, Manufaktur Diramal Terus Lesu sampai Akhir Tahun)

Pihaknya telah memetakan sejumlah sektor industri yang terdampak pandemi corona menjadi tiga kelompok besar, yaitu industri yang suffer, moderate, dan high demand.

Untuk pemulihan sektor ini, perhatian pertama menurutnya akan difokuskan industri kategori high demand. Alasannya, industri yang masuk kategori ini masih memiliki permintaan yang tinggi selama pandemi Covid-19. Adapun industri yang masuk dalam ketegori ini di antaranya yakni farmasi dan alat kesehatan. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...