SKK Migas Minta Pengembangan Blok Migas Tetap Efisien Saat Normal Baru
Kontraktor kontrak kerja sama atau KKKS tengah bersiap memasuki fase new normal. Meski begitu, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas meminta kontraktor tetap efisiensi biaya.
Pasalnya, ekonomi Indonesia belum pulih benar ketika memasuki fase normal baru. "Tahap awal eksekusi dalam kondisi sulit ini memang harus bisa survive dulu, baru boleh exist dan memikirkan growth," kata Julius kepada Katadata.co.id, Kamis (4/6).
Menurut Julius, efisiensi dapat dilaksanakan berdasarkan kasus per kasus. Dengan begitu, kontraktor bisa membuat perbandingan untuk dianalisis dan memitigasi kendala yang bakal dihadapi saat mengelola blok migas.
"Harus berpikir lebih keras untuk lebih efektif dan efisien dalam aspek operasional," ujar Julius pada Kamis (4/6).
(Baca: Meski Pandemi Corona, SKK Migas Mampu Percepat Tiga Proyek Migas)
(Baca: Pelaku Usaha Perlu Insentif untuk Kembangkan Lapangan Migas di Natuna)
Lebih lanjut, Julius mengatakan pihaknya bakal membuat target-target baru bagi KKKS. Misalnya, pengelolaan lapangan migas yang masih mempunyai potensi bagus dan ekonomis akan tetap digenjot dan sebaliknya.
Hal tersebut bakal dikordinasikan dengan kontraktor migas. Pasalnya, setiap perusahaan memiliki kebijakan yang berbeda.
Seperti diketahui, anjloknya harga minyak dunia telah berpengaruh terhadap kegiatan industri migas di dalam negeri. Ditambah lagi permintaan akan migas terus turun karena pandemi corona. Hal itu memicu kontraktor migas berusaha efisiensi biaya dalam mengelola blok migas.
(Baca: SKK Migas Sebut Proyek Masela Bisa Mundur Setahun Imbas Pandemi Corona)