Rupiah Melemah ke Rp 13.897 per Dolar Usai The Fed Perluas Pinjaman
Nilai tukar rupiah pada perdagangan pasar spot dibuka melemah tipis 0,08% ke level Rp 13.897 per dolar Amerika Serikat (AS). Mata uang Garuda melemah usai Bank Sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk melebarkan program pinjaman.
Bersamaan dengan rupiah, beberapa mata uang Asia juga terpantau menurun. Mengutip Bloomberg, dolar Hong Kong turun 0,01% bersama dolar Singapura 0,16%, peso Filipina 0,03%, dan yuan Tiongkok 0,1%.
Sedangkan, mayoritas mata uang Asia menguat terhadap dolar AS. Yen Jepang naik 0,23%, dolar Taiwan 0,11%, won Korea Selatan 0,52%, rupee India 0,05%, ringgit Malaysia 0,14%, dan baht Thailand 0,11%.
(Baca: Rupiah Melemah ke 13.885 per Dolar AS Meski Cadangan Devisa Mei Naik)
Ekonom Permata Bank Josua Pardede mengatakan, sentimen pelemahan rupiah datang dari rencana The Fed untuk melebarkan program pinjaman. "Caranya dengan memasukkan lebih banyak bisnis kecil untuk mendapatkan pinjaman," kata Josua kepada Katadata.co.id, Selasa (9/6).
Gubernur Fed Jerome Powell sebelumnya mengungkapkan rencana pelebaran program pinjaman untuk mendukung pemulihan ekonomi AS yang lebih luas, termasuk untuk sektor usaha kecil atau UMKM.
Josua menilai, rencana kebijakan The Fed tersebut menyebabkan sentimen risk-taking atau penghindaran risiko di pasar keuangan AS. Selain itu, sentimen risk taking, juga didorong oleh kenaikkan harga minyak dunia.
"Terutama setelah OPEC setuju memperpanjang masa pemotongan produksi minyak selama satu bulan," ujarnya.
(Baca: Rilis Data Ekonomi AS Kerek Rupiah ke Rp 13.872 per dolar AS)
Selain pasar mata uang, sentimen ini ini juga mendorong kenaikan pasar saham AS, terlihat dari indeks DJIA, S&P500, dan NASDAQ, yang masing-masing sebesar 1,70%, 1,20%, dan 1,13%.
Dengan begbagai sentimen global tadi, dia pun memperkirakan rupiah akan bergerak di level Rp 13.825-13.950 per dolar AS hari ini. Adapun pergerakkan rupiah sejak kemarin hingga hari ini tergambar dalam databoks berikut: