Ditopang Sentimen Stimulus The Fed, IHSG Diproyeksi Kembali Menguat

Image title
17 Juni 2020, 06:00
Ilustrasi, layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia. IHSG diprediksi kembali menguat dengan ditopang oleh sentimen stimulus The Fed.
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.
Ilustrasi, layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia. IHSG diprediksi kembali menguat dengan ditopang oleh sentimen stimulus The Fed.

Indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi kembali menguat pada perdagangan hari ini, Rabu (17/6). Sehari sebelumnya, indeks ditutup meroket 3,53% di level 4.986,45 berkat sentimen positif dari stimulus bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve atau The Fed.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, sentimen dari The Fed masih menjadi pemicu penguatan IHSG hari ini. Seperti diketahui, The Fed meluncurkan program pembelian obligasi perusahaan AS di pasar sekunder, dengan anggaran US$ 750 miliar. Program ini telah dimulai pada Selasa (16/6).

Advertisement

Pembelian obligasi ini dilakukan melalui pasar sekunder fasilitas kredit korporasi atau secondary market corporate credit facility. Fasilitas ini merupakan fasilitas darurat yang baru-baru ini diluncurkan oleh The Fed, untuk meningkatkan fungsi pasar setelah pandemi virus corona.

"Dengan adanya sentimen ini, IHSG masih berpeluang melanjutkan penguatan menuju resistance terdekat, yakni 5.021. Hari ini IHSG berpotensi bergerak menguat dalam rentang level 4.920 sampai 5.040," kata William dalam risetnya.

Beberapa saham yang direkomendasikan oleh William untuk perdagangan hari ini, di antaranya PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT PP Presisi Tbk (PPRE), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).

(Baca: IHSG Ditutup Melesat 3,54% ke Level 4.986 Ditopang Saham Perbankan)

Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan juga menilai bahwa IHSG hari ini bakal menguat karena masih ditopang sentimen stimulus The Fed.

"Namun penguatan diperkirakan masih cukup terbatas, karena masih adanya kekhawatiran akan kelanjutan gelombang kedua pandemi virus corona atau Covid-19," katanya.

Selain itu, terbatasnya penguatan indeks hari ini juga disebabkan oleh investor yang lebih memilih mengambil sikap wait and see menanti kebijakan suku bunga Bank Indonesia (BI). Pasalnya, bank sentral Indonesia tersebut dijadwalkan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan ini pada 17-18 Juni.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement